AS VS Tiongkok, Luhut: Kita Bukan Negara Kecil, Kenapa harus Berpihak

26 Agustus 2020, 12:22 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan .* /ANTARA /

RINGTIMES BALI - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dengan jumlah penduduk 273 juta, di mana sekitar 50 hingga 55 juta merupakan bagian dari kelas menengah memiliki pasar domestik yang cukup besar tanpa AS dan Tiongkok.

Hal ini dimana dua pejabat senior di Asia Tenggara menepis pembicaraan bahwa kawasan mereka bisa terjebak untuk memihak ke Amerika Serikat atau Tiongkok di tengah persaingan kedua negara.

Dua pejabat itu mengatakan, bahwa blok ASEAN yang beranggotakan 10 negara itu memiliki pengaruh signifikan yang dapat digunakan untuk memajukan kepentingannya secara mandiri.

Baca Juga: Sabar Ya, Menaker Ida Targetkan Akhir Agustus Subsidi Upah Rp1,2 Juta Mulai Ditransfer Kok

"Kita bukan negara kecil. Kenapa harus berpihak? Kita punya pasar yang besar," kata Luhut dalam forum yang diselenggarakan oleh Standard Chartered Bank, Selasa, 25 Agustus 2020,

Disatu sisi, Menteri Koordinator Kebijakan Sosial Singapura, Tharman Shanmugaratnam mengatakan pengaruh negara-negara anggota ASEAN atas AS dan Tiongkok tidak boleh diabaikan.

"Kami pikir ketegangan AS-Tiongkok sebagai salah satu jebakan bagi banyak negara lain," kata Tharman.

Baca Juga: Berikut Revisi Jadwal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2020

"Tapi apa yang tidak boleh kita abaikan adalah ASEAN bukannya tanpa pengaruhnya sendiri, sebagai blok ekonomi, sebagai blok strategis, dan sebagai kawasan di mana AS dan Tiongkok ingin berhubungan dengan baik," tambahnya.

Dia juga mengutip contoh tetangganya Indonesia, yang digambarkannya sebagai negara 'bukan penurut' mengingat ekonominya yang besar, kemakmuran, dan peluang yang diberikan kepada warganya.

"ASEAN juga bukan penurut. Kami akan membuat keputusan sesuai dengan kepentingan nasional kami masing-masing. Kami ingin hubungan baik dengan Tiongkok dan Amerika," kata Tharman.

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini 26 Agustus, Letusan Krakatau Hingga Perang Chechnya II

Sebagaimana dimuat dalam artikel di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Diminta Memilih antara AS atau Tiongkok, Luhut: Kita Bukan Negara Kecil, Kenapa Harus Berpihak?" seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari SCMP.

Dia menambahkan mungkin ada beberapa peluang untuk kawasannya ketika bisnis mulai meluncurkan apa yang disebut strategi China Plus One untuk mengelola risiko geopolitik dengan menempatkan fasilitas di negara-negara Asia lain selain Tiongkok.

Mengenai Pemilu presiden di AS, Luhut mengatakan dirinya lebih suka untuk tidak berspekulasi saat Presiden Donald Trump berkuasa.

Baca Juga: Pertamina Merugi Rp11 Triliun, Ahok Dulu: Pertamina Merem Pasti Untung

"Hari ini Presiden Amerika Serikat, Trump, kami menghormati Trump. Apa pun hasil di bulan November, kami (menghormati) hasilnya," kata Luhut.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler