Pak Dokter Bantai 50 Sopir Taksi, Korbannya dijadikan Makanan Buaya

2 Agustus 2020, 11:28 WIB
ILUSTRASI pembunuhan //Pixabay/Freepik/Racool_Studio./.*/Pixabay/Freepik/Racool_Studio.

RINGTIMES BALI - Dalang atas 50 kasus pembunuhan sopir taksi pada awal tahun 2000. Akhir-akhir ini seorang dokter ditangkap Polisi dan ditetapkan menjadi tersangka.

Diketahui terangka merupakan salah seorang ahli ayurweda di sebuah ilmu kesehatan dan bernama dr. Devendra Sharma (62).

Tersangka diamankan oleh kepolisian India di New Delhi pada Rabu, 29 Juli 2020 lalu.

Baca Juga: Curahan Hati Ashanty dan Permohonan Maaf Setelah Handle Langsung Proses Pemotongan Hewan Kurban

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiranrakyat.com dengan judul Mengaku Bunuh 50 Sopir Taksi, Dokter di India Jadikan Jenazah Korban sebagai Pakan Buaya

Devendra sebelumnya dijatuhkan hukuman seumur hidup di Penjara Pusat Jaipur, India.

Pasalnya, ia telah menjadi tersangka atas pembunuhan 7 orang sopir taksi.

Baca Juga: Dokter Tirta Akui Keberpihakannya, yang Sempat Kontra Dengan Opini Jerinx SID

Setelah menghabiskan waktu selama 16 tahun di balik jeruji besi, Devendra dibebaskan dengan pembebasan bersyarat.

Kepolisian memberikan waktu 20 hari dalam masa pembebasan bersyaratnya, namun dokter tersebut justru menghilang.

Pihak kepolisian pun melakukan pencarian dan menemukan Devendra di tempat persembunyiannya di New Delhi.

Baca Juga: Belum Terbukti Aroma Terapi Bisa mengatasi Susah Tidur

Selama interogasi berlangsung, pria berumur 62 tahun itu mengakui perbuatan kejinya yang telah membunuh 50 sopir taksi di awal tahun 2000.

Wakil Komisaris Kepolisian New Delhi, Rakesh Paweriya mengatakan bahwa Devendra bersama anak buahnya melakukan aksi pembunuhan di tempat-tempat terpencil yang berada di pinggiran kota.

Kemudian agar menghilangkan jejak pembunuhan, mereka membuang jasad para korban ke dalam kolam yang dipenuhi buaya sebagai pakan.

Baca Juga: Bisa Jadi Pertanda Buruk Apabila Mimpi Bertemu Hewan, Salah Satunya Mimpi Bertemu Anjing Galak

"Mayat-mayat para pengemudi dibuang di Kanal Hazara, Kashganj yang berisi buaya, jadi tidak ada jenazah korban yang tersisa," ucap Rakesh.

Selain itu mereka juga menjual taksi milik korban agar tidak ada barang bukti yang tersisa.

Namun, Rakesh yang bertugas menginterogasi tersangka menduga bahwa korban dari aksi pembunuhan Devendra mungkin bisa mencapai 100 orang.

Diketahui, alasan tersangka menargetkan para sopir taksi itu dikarenakan mobil-mobil mereka dapat dijual dengan harga yang tinggi.

Baca Juga: Belum Terbukti Aroma Terapi Bisa mengatasi Susah Tidur

Rakesh mengklaim, tersangka merupakan anggota yang melakukan transplantasi ginjal ilegal pada awal 2000 di India.

Menurut Rakesh, pada saat Devendra mengalami kebangkrutan karena terkena kasus penipuan, dirinya pun kemudian mulai memimpin sebuah kelompok perampok.

Aksi perampokan yang dipimpinnya menargetkan truk yang membawa tabung gas LPG. Mereka juga kerap membunuh para sopir.

Baca Juga: Tiba-tiba Sakit Pinggang? Simak Cara Mengatasinya

"Kelompoknya sering kali merampok truk yang membawa tabung LPG, dan membunuh pengemudi," ujar Rakesh.

Rakesh menambahkan, setelah menjual tabung-tabung tersebut ke agen LPG, kelompoknya akan menjual truk korban di Meerut, India.

"Mereka menurunkan tabung di agen gas, dan kemudian truk yang dirampok itu akan dibongkar lalu dijual di Meerut," ujarnya.***(Sarah Nurul Fatia/pikiranrakyat.com)

 
Editor: I Ketut Subiksa

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler