Ketakutan Landa Samudra Pasifik, China Sulap Pulau Terbengkalai Jadi Pangkalan Miiliter

9 Mei 2021, 15:31 WIB
Negara di sekitar samudra Pasifik dilanda ketakutan setelah China dikabarkan akan menyulap pulau terbengkalai menjadi pangkalan militer /Dok. Asian Times


RINGTIMES BALI -
China kembali membangun pangkalan militer di wilayah Pasifik yang membuat sejumlah negara di sekitar samudra Pasifik merasa khawatir.

Kekhawatiran ini semakin diperkuat setelah Ahli Barat menyampaikan dugaan China menyulap beberapa Pulau di Samudra Pasifik menjadi pangkalan militer.

Dikutip RINGTIMES BALI dari Reuters, China akan segera memperbaiki lapangan terbang terbengkalai yang terletak di pulau terpencil di Republik Kiribati, Pasifik menjadi pangkalan militer.

Baca Juga: Israel Serang Masjid Al Aqsa, Erdogan Ajak Negara Muslim Ikut Melawan

Hal tersebut sejalan dengan Presiden Kiribati Taneti Maamau yang telah bernegosiasi dengan China untuk memperbaiki lapangan udara di Pulau Kanton.

Dikabarkan China dan Kiribati memulai proyek kerja sama terbaru, termasuk investasi infrastruktur, perdagangan, dan pertukaran budaya.

Meski demikian masih belum jelas apakah perbaikan yang akan dilakukan China berhubungan dengan proyek Belt and Road Initiative (BRI) atau tidak.

Baca Juga: Roket China Diprediksi Jatuh ke Bumi Hari Ini, Masyarakat Indonesia Khawatir

Proyek itu adalah strategi pembangunan global yang diadopsi China, melibatkan pembangunan infrastruktur dan investasi di banyak negara dan organisasi Internasional.

BRI adalah jalur perdagangan dan ekonomi baru yang menghubungkan Asia hingga Eropa dan terdiri dari sekitar 60 negara yang melalui jalur sutra.

Anggota parlemen Kiribati Gilbertese Tessie Lambourne mengatakan, pemerintah setempat belum merilis detail rencana perbaikan lapangan terbang di Pulau Kanton.

Baca Juga: Kemungkinan Terjadi Jika Roket China Jatuh Tak Terkendali, Kerusakan Parah hingga Kematian

“Pemerintah belum membagikan biaya dan detail lainnya selain studi kelayakan untuk perbaikan landasan pacu dan jembatan,” kata Lambourne kepada Reuters.

Lapangan terbang yang rencananya akan diperbaiki China berada di sudut barat laut Pulau Kanton.

Dikutip RINGTIMES BALI dari Sputnik, lapangan udara di Pulau Kanton hanya digunakan secara sporadis sejak Perang Dunia II yang pada tahun 1940-an oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).

Tetapi jika lapangan terbang disulap menjadi pangkalan militer, akan membutuhkan lebih banyak usaha untuk merubahnya.

Baca Juga: Jatuhnya Roket China Hantui Mesir, Terpantau pada Ketinggian 160 hingga 360 KM

Adapun lembaga pemikir "think tank" Australia, Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), khawatir bahwa Beijing akan memperluas instalasi pulau di Kiribati serta membentenginya.

Menurut ASPI, langkah yang dilakukan China terhadap pulau di Kiribati serupa dengan strategi yang diterapkan di beberapa pulau di Laut China Selatan.

ASPI menuding ada upaya membuat kontrol atas jalur komunikasi laut trans-Pasifik yang vital yang dilakukan oleh China.

China bisa jadi berkedok membantu pembangunan ekonomi dan adaptasi perubahan iklim pulau itu sebelum mencapai tujuan yang sesungguhnya.

Baca Juga: Viral Prewedding Konsep Drakor Start Up, Wanitanya Disebut Mirip Lisa Blackpink

Terlebih ASPI mencatat, pulau-pulau di Pasifik cenderung mencari dukungan keuangan, sehingga mereka cukup bergantung dengan negara lain dan rentan dipengaruhi Beijing.

Jika benar lapangan terbang tersebut disulap menjadi fasilitas militer, maka kemungkinan terbesarnya adalah akan dimanfaatkan China untuk angkalan armada drone pengintai tak berawak, sorot media The Drive.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler