Pompeii, Kota Kuno di Italia yang Hancur dalam 15 Menit Akibat Letusan Gunung Vesuvius

5 April 2021, 11:58 WIB
Pompeii sebuah kota kuno di Italia yang dilululantahkan oleh letusan Gung Vesuvius /PIXABAY/Vale7

RINGTIMES BALI – Salah satu kota di Italia pada abad 79 SM membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk dihancurkan seluruh penjuru kota akibat letusan awan abu dan gas raksasa yang dilepaskan oleh Gunung Vesuvius.

Diperkirakan lebih dari 2.000 orang meninggal di kota Romawi Kuno, Pompeii Italia. Penduduk di kota tersebut tidak dapat melarikan diri karena sesak napas oleh gas dan abu dari Gunung Vesuvius.

Dilansir Ringtimesbali.com dari situs The Guardian, para peneliti dari Departemen Ilmu Bumi dan Geo Lingkungan Universitas Bari yang bekerjasama dengan Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi (INGV) dan Survei Geologi Inggris di Edinburgh telah mengungkap beberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh aliran piroklastik, aliran potongan lava padat yang mampu bergerak cepat.

Baca Juga: 5 Makanan Jepang yang Aman Dikonsumsi Orang Asing

Baca Juga: Pengisi Suara Berusia 67 Tahun di Jepang Berdandan Cosplay Menjadi Cruella

Lebih lanjut, para peneliti menjelaskan bili awan mematikan tersebut memiliki suhu lebih dari 100 derajat celcius serta terdiri dari unsur CO2, klorida, partikel abu pijar dan kaca vulkanik.

“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model serta mencoba memahami dan mengukur dampak aliran piroklastik di daerah yang dihuni Pompeii, sekitar 10 km [6 mil] dari Vesuvius,” ujar Roberto Isaia, peneliti senior dari Observatorium Vesuvius di INGV.

Penelitian tersebut menegaskan bila penduduk Pompeii tidak dapat melarikan diri, dan sebagian besar dari mereka meninggal dengan keadaan lemas di rumah dan sekitar alun-alun kota.

Baca Juga: Berusia 72 Tahun, Binaragawan asal Malaysia Tetap Kuat Angkat Beban Berat

Baca Juga: Unik, Gadis Jepang Ingin Memiliki Wajah Kecil agar Terlihat Sempurna

Isaia memperkirakan bila gas, abu, dan partikel vulkanik akan melanda kota Pompeii selama 10 hingga 20 menit.

"Kemungkinan puluhan orang tewas akibat hujan lapili yang jatuh di Pompeii setelah letusan, tetapi kebanyakan dari mereka meninggal karena sesak napas," kata Isaia.

Isaia juga menambahkan bila aliran piroklastik akan mencapai Pompeii dalam beberapa menit setelah letusan Gunung Vesuvius.

“15 menit berada dalam awan neraka itu pasti tak ada habisnya. Penduduknya tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi. Orang Pompeii hidup dengan gempa bumi, tetapi tidak dengan letusan, jadi mereka dikejutkan dan tersapu oleh awan abu pijar itu,” jelasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Sebuah Rasa' dari Agnes Monica

Saat ini, reruntuhan Pompeii merupakan situs arkeologi nomor dua yang sering dikunjungi turis di Italia setelah Colosseum di Roma.

Salah satu Profesor dari Universitas Bari, Pierfrancesco Dellino mengatakan sangat penting untuk merekonstruksi apa yang terjadi pada Pompeii.

“Sangat penting untuk dapat merekonstruksi apa yang terjadi selama letusan Vesuvius di masa lalu, mulai dari catatan geologi, untuk melacak karakteristik arus piroklastik dan dampaknya terhadap populasi,” ujarnya.

"Pendekatan ilmiah yang diadopsi dalam studi ini mengungkapkan informasi yang terkandung dalam endapan piroklastik dan yang menjelaskan aspek baru letusan Pompeii dan memberikan wawasan berharga untuk menafsirkan perilaku Vesuvius, juga dalam hal perlindungan sipil, ” tambahnya.*** 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler