WHO Peringatkan Covid-19 Bukan Pandemi Terbesar, Virus Mematikan Lainnya Masih Berkeliaran

26 Februari 2021, 14:15 WIB
WHO memperingatkan bahwa covid-19 bukan pandemi terbesar. Namun, masih ada virus mematikan lainnya yang masih berkeliaran /Pixabay/Fernandozhiminaicela

RINGTIMES BALI - Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) memberi peringatan jika Covid-19 bukan jadi pandemi terbesar dan masih ada virus mematikan lainnya yang masih berkeliaran.

WHO memberikan saran jika manusia di dunia harus belajar hidup berdampingan dengan Covid-19 dan virus mematikan lainnya.

Disebutkan Profesor David Heymann yang merupakan Ketua Kelompok Penasihat Strategis dan Teknis WHO, Covid-19 merupakan virus mematikan dan menular itu akan menjadi endemik.

Baca Juga: Al Menyesal Membentak Andin, Nino Laporkan Kasus Penganiayaan di Sinetron Ikatan Cinta 26 Februari 2021

Heymann yang merupakan ahli epidemiolofi di London School of Hygiene and Tropical Medicine itu menyebut jika konsep herd immunity saat ini banyak disalah pahami orang.

“Dunia mengharapkan kekebalan kawanan(herd immunity), yang entah bagaimana penularannya akan menurun jika cukup banyak orang yang kebal,” kata Heymann sebagaimana dikutip Ringtimes Bali dari The Guardian pada 26 Februari 2021.

WHO juga menyebut jika pandemi Covid-19 akan berakhir pada awal 2022 nanti. Namun ilmuwan terus sibuk mempersiapkan diri dengan virus lainnya yang bisa berkembang menjadi pandemi selanjutnya. Diketahui jika selain Covid-19, saat ini masih ada virus mematikan yang menular dengan mudah. Apa saja virus tersebut?

Baca Juga: WHO: Virus Covid-19 Mungkin Tidak Bocor Dari Laboratorium China

Dilansir Ringtimes Bali dari trtworld pada 26 Februari 2021, berikut 6 virus mematikan lainnya selain Covid-19 yang perlu diwaspadai seluruh makhluk hidup di bumi.

Ebola

Virus mematikan ini berasal dari spesies kelalawar buah dalam hutam. Virus ini ditularkan melalui kontak cairan tubuh seseorang. Pada tahun 2020, wabah virus Ebola ke-10 terjadi di Republik Demokratik Kongo sejak 2018. Lebih parah lagi, masih belum diketahui apakah vaksin Ebola saat ini efektif melawan varian virus lainnya.

WHO juga memberi tanda jika virus ini berisiko tinggi dimana taka da yang tahu soal durasi wabah ini terus terjadi.

Baca Juga: Virus Nipah Pernah Berlangsung di India hingga Malaysia, Bahkan 17 Orang Tewas

Flu Burung

Flu burung kini telah menyebar pada manusia dimana tujuh petugas dari peternakan unggas terinfeksi pada 20 Februari 2021 lalu dan kini WHO tengah memantau gejala yang dimiliki dari flu burung.

Kemudian jenis flu babi atau H3N2 juga menyebar di Amerika Serikat pada 13 Janauri 2021 dan menginfeksi anak. Meskipun sudah melakukan vaksinasi flu babi, vaksin itu tak mampu menangkis flu babi itu. Virus mematikan ini dikabarkan bisa bercampur dengan virus lain.

MERS-Cov

Akhir 2020, Arab Saudi mendeteksi empat kasus baru MERS Cov dimana virus mematikan itu berasal dari unta.

Baca Juga: Virus Nipah Dengan Tingkat Kematian 75 Persen, Berpotensi Jadi Pandemi Baru

Penyakit ini bisa menular antar manusia dan bisa menyebabkan kematian. Jika penderita mengalami penyakit diabetes dan gagal ginjal, maka penyakit ini akan lebih parah.

Virus Nipah

Nama virus mematikan ini tengah menjadi perbincangan ditengah Covid-19. Virus Nipah sangat mematikan karena bisa membuat otak membengkak dan sangat menyakitkan dengan angka kematian mencapai 75 persen.

Virus yang berasal dari kelalawar buah itu memiliki masa inkubasi hingga 45 hari dan bisa menular melalui udara, makanan, hingga kontak dekat.

Baca Juga: Virus Nipah Diprediksi Jadi Wabah Baru, Sudah Ada Sejak Lama dan Belum Ada Obatnya

WHO menyebut jika virus Nipah perlu penelitian dnegan segera sebelum virus ini bermutasi dan mudah menular. Hingga sat ini, virus ini juga belum ada obatnya.***

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: The Guardian TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler