RINGTIMES BALI- Prancis mengalami krisis energi saat musim dingin melanda. Karena krisis energi mengakibatkan minimnya pasokan listrik sehingga terjadi pemadaman.
Menanggapi krisis energi itu, warga Prancis berbondong bondong membeli kompor kemah, generator listrik dan obor untuk antisipasi.
Prancis mengalami krisis energi usai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN ) berhenti beroprasi dan pasokan gas dari Rusia terganggu.
Baca Juga: Kim Yo Jong Ungkap Jika Korea Utara Akan Lakukan Uji Coba Rudal Antar Benua ICBM
Menanggapi hal tersebut, Armand Alexanian selaku Direktur 2AST menanggapi demikian.
“Gudang sudah kosong terkait generator listrik,” katanya dilansir dari laman Francetoday pada 21 Desember 2022.
Pasokan energi listrik prancis terganggu mendekati musim dingin karena terjadi pemadaman di sejumlah reaktor nuklir.
Pihak berwenang mengatakan reaktor nuklir sedang dalam perbaikan dan pemeliharaan.
Baca Juga: Urutan Menonton Film Chucky Sesuai Kronologi Cerita
Tak hanya itu, pasokan gas Rusia yang terganggu juga mendorong pemerintah memadamkan listrik.
Armand Alexanian menegaskan jika pada pertengan Desember lalu, stok normal generator listrik antara 450 hingga 600 generator.
Kini jumlah itu menurun hingga 180 menit.
Kebanyakan generator dijual ke panti jompo, linik medis, dan kantor pemerintah.
Baca Juga: Ditengah Ketegangan Perang, Ini Alasan Presiden Ukraina Bekunjung ke Amerika Serikat
Manajer toko olahraga Au Vieux Campeur, Bastien Crouzillac mengatakan jika pembelian kompor kemah, lampu ikat dan headlamp meningkat.
“Kami sudah mempringatkan pembeli baru bahwa mereka akan menjumpai kondisi tanpa listrik, katanya.
Pemadaman listrik akan menyebabkan kerugian bagi pelaku usaha baik makanan frozen ataupun lainya.
Baca Juga: Covid-19 Meningkat Kembali, China Terancam Hadapi 1 Juta Kematian
Salah satu manajer supermarket di La Verrie, di barat laut Prancis, Guillaume Ordronneau, mengatakan jika satu pemadaman listrik yang berlangsung selama dua jam akan menyebabkan kerugian produk.
Kerugian produk senilai 45 ribu euro atau Rp 744 juta.***