Peraih Nobel Perdamaian Yan Rachinsky Tuding Presiden Rusia Sebagai Penjahat Perang

- 12 Desember 2022, 18:00 WIB
Peraih Nobel Perdamaian Yan Rachinsky Tuding Presiden Rusia Sebagai Penjahat Perang.
Peraih Nobel Perdamaian Yan Rachinsky Tuding Presiden Rusia Sebagai Penjahat Perang. /Sputnik/Alexei Babushkin/Kremlin via REUTERS

RINGTIMES BALI – Yan Rachinsky merupakan seorang peraih nobel perdamaian Rusia. Ia disorot usai mengecam Presiden Rusia karena tindakan invasi ke Ukraina.

Peraih nobel perdamaian itu mengecam Vladimir Putin sebagai penjahat perang karena sudah gila dan kriminalitas terkait kebijakannya telah mengutus Rusia untuk menginvasi Ukraina.

Kecaman tersebut Yan Rachinsky utarakan pada 10 Desember 2022 kemarin saat berpidato penerimaan nobel di ibu kota Norwegia, Oslo.

Baca Juga: 5 Komoditas Utama yang Indonesia Impor dari Kosta Rika Tahun 2020

Yan Rachinsky menilai jika Presiden Rusia tersebut sangat fasisme. Serta menambahkan jika rezim dibawah Vladimir putin jika tindakan invasi ke Ukraina dalam bentuk apapun dianggap benar.

Dilansir dari laman dw pada 10 Desember 2022, Yan Rachinsky berpendapat bahwa ideologi Vladimir Putin itu seperti kegilaan dan kriminal saat perang ke Ukraina yang dianggap benar .

Berbagai tindakan kejahatan perang yang dilakukan Vladimir Putin selama invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Usai Rusia Serang Menggunakan Drone, Sejumlah Wilayah di Odessa Padam

Memorial seabgai salah satu lembaga HAM yang paling terkenal di Rusia. Yang bekerja mengungkapkan pelanggaran dan kekejaman era stalinist selama lebih dari tiga dekade.

Kekejaman stalin pada era tersebut diungkap oleh lembaga Memorial yang akhirnya ditutup oleh Mahkamah Agung pada akhir tahun 2021.

Senada dengan Yan Rachinsky. Oleksandra Matviichuk meminta pengadilan Internasional bertindak untuk mengadili Vladimir Putin.

Baca Juga: Keakraban Iran dan Rusia, Begini Tanggapan John Kirby

Peraih Nobel Perdamaian Ukraina itu mengatakan bahwa pengadilan internasional harus mengadili vladimir putin dan Alexander Lukashenko selaku orang Belarusia terkait kejahatan Perang.

Oleksandra Matviichuk meraih nobel perdamaian atas nama lembaga HAM Center of civil liberties di Ukraina.

Oleksandra Matviichuk juga menegaskan bahwa penjahat perang seharusnya tidak hanya dihukum setelah jatuhnya rezim otoriter.

Baca Juga: Berita Duka: Dorothy Pitman Hughes, Aktivis Perempuan Internasional Meninggal Dunia

Lebih lanjut Oleksandra Matviichuk selaku Peraih Nobel Perdamaian Ukraina ini berkata demikian.

“Kita harus membentuk pengadilan Internasional dan membawa Vladimir putin, Alexander Lukashen dan penjahat perang lainya untuk diadili,” katanya.

Memorial, Center of civil liberties serta advokat belarusia ales bialiatski yang sedang ditahanan menerima penghargga nobel perdamaian pada sabtu 10 Desember 2022 kemarin.

Baca Juga: Tingkatkan Pajak untuk Anggaran Pertahanan, Menkeu Jepang: Harus konsisten Kepada publik

Ketiganya diberikan penghargaan usai upaya luar biasa mendokumentasikan kejahatan perang, pelanggaran HAM dan penyalahgunaan kekuasaan.***

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah