Strategi Melawan Serangan Siber, Jepang Bentuk Badan Pertahanan Khusus

- 24 November 2022, 14:29 WIB
Ilustrasi serangan siber.
Ilustrasi serangan siber. // Pixabay/Pexels

RINGTIMES BALI – Jepang mulai menyusun strategi untuk melawan serangan siber di dunia maya.

Upaya Jepang untuk meningkatkan pertahanan siber dengan membetuk badan pertahanan khusus.

Jepang membentuk badan pertahanan khusus dengan kendali atas unit pertahanan dan pasukan kepolisianya. Badan tersebut mengatasi serangan semacam siber.

Baca Juga: Apa Itu Rudal Balistik yang Digunakan Korea Utara, Bisa Ancam Keamanan Negara

Pemerintah berusahan mengatur anggaran keamanan baru pada tahun fiskal tahun 2024 yang mencangkup badan pertahanan yang direncanakan, yang memperluas peran National Center of Incident Readiness and Strategy fot Cybersecurity (NISC).

Dilansir dari laman JapanToday pada 24 November 2022, dalam upaya Jepang membentuk badan pertahanan khusus Siber.

Jepang menggandeng kepala organisasi keamanan Siber Amerika Serikat (AS) dan Eopa, termasuk kantor direktur siber nasional gedung putih.

Baca Juga: Panas Korsel dan Korut, Adik Kim Jong Un Sebut Korea Selatan 'Bodoh'

Strategi yang diambil Jepang dengan menggandeng negara kuat tersebut merupakan cerminan pemahaman Jepang.

Cerminan pemahaman Jepang yang dimaksud ialah, kebutuhan mendesak untuk menghilangan perpecahan dan menciptakan pertahanan. sekaligus bersatu melawan serangan sambil memperkuat kerjasama Internasional.

Jepang melalui Pemerintah, mulai mempertimbangkan untuk mengajukan rencana undang-undang yang diperlukan untuk meluncurkan badan pertahanan khusus tersebut ke parlemen.

Baca Juga: Jepang Kesal DK PBB Tidak bertindak atas Aksi Korea Utara

Pemerintah Jepang berupaya memberi organisasi kekuatan untuk melakukan “pertahanan dunia maya aktif” untuk mencegah ancaman serang terjadi.

Akan tetapi rencana yang diusulkan Jepang memberikan pandangan negatif karena akan melanggar kerahasiaan komunikasi yang dijamin di bawah konstitusi.

Badan pertahanan siber yang akan dibentuk tersebut akan berada di bawah sekretaris keamanan nasional sekretaris kabinet dan badan kepolisian nasional.

Baca Juga: Tinjau Program Magang Bagi Warga Asing, Jepang Atur Strategi Konkret

Saat ini, National Center of Incident Readiness and Strategy fot Cybersecurity (NISC). Telah berbagi informasi terkait serangan siber.

Informasi serangan tersebut disebar pada kementerian dan lembaga terkait serta perusahaan swasta. Akan tetapi mereka dibiarkan melawan serangan siber sendiri.

Akhir-akhir ini, Jepang telah mengalami peningkatan serangan siber yang menyebabkan kebocoran informasi dan serangan ransomware dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Apa Itu Rudal Balistik yang Digunakan Korea Utara, Bisa Ancam Keamanan Negara

Dalam lingkungan Internasional, serangan siber di dunia maya tingkat tinggi telah mencangkup serangn besar-besaran di ukraina yang diretas oleh Rusia.***

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x