Ramalan Jayabaya yang Disadur oleh Sunan Kalijaga Menjadi Kitab Musarar Jongko Joyoboyo

- 15 Januari 2022, 14:20 WIB
Ramalan Jayabaya yang disadur oleh Sunan Kalijaga menjadi Kitab Musarar Jongko Joyoboyo.
Ramalan Jayabaya yang disadur oleh Sunan Kalijaga menjadi Kitab Musarar Jongko Joyoboyo. /Tangkapan layar YouTube.com/Was Was

RINGTIMES BALI – Ramalan Jayabaya merupakan ucapan yang berasal dari Raja Kediri Kuno bernama Prabu Jayabaya.

Ramalan Jayabaya disadur ulang oleh Sunan Kalijaga kemudian dijadikan Kitab Musarar Jongko Joyoboyo.

Masyarakat Jawa mengenal Ramalan Jayabaya dengan sebutan Jongko Joyoboyo.

Prabu Jayabaya yang mencetuskan ramalan tersebut, merupakan raja sekaligus pujangga yang sangat luar biasa hebat.

Baca Juga: Kapolri Listyo Komentari Izin Pemerintah Bali Gelar Pawai Ogoh-ogoh di Tengah Pandemi

Sang raja bisa memprediksi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan kini sudah banyak yang terbukti.

Dilansir dari kanal YouTube ESA Production, berikut beberapa Ramalan Jayabaya atau Jongko Joyoboyo dalama Bahasa Jawa beserta artinya:

1. Mbesok ana kereta tanpo jaran

Ramalan tersebut diterjemahkan menjadi mobil. Zaman dulu para bangsawan berkendara menggunakan kereta kuda, termasuk Prabu Jayabaya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 3 Tema 6 Halaman 49, 50, 51, Subtema 1 Contoh Tulisan Tentang Sumber Energi

Namun ia sudah bisa memprediksi tentang zaman modern (saat ini) di mana orang menggunakan mobil untuk alat transportasi pribadi (tanpo jaran:menggunakan mesin).

2. Bumi kalungan wesi

Ucapan tersebut diartikan sebagai rel kereta api, Prabu Jayabaya menggambarkan rel kereta api sebagai kalung wesi (kalung besi).

Terbukti bahwa pada zaman sekarang hampir seluruh daerah mempunyai rel kereta api, dan kereta api menjadi salah satu transportasi umum yang banyak digemari.

Baca Juga: Kapolri Tinjau Alur Masuk ABK dan Wisatawan ke Bali, Kenalkan Aplikasi Monitoring Karantina Presisi

3. Kapal ing dhuwur awang-awang

Diterjemahkan menjadi pesawat terbang, orang Jawa masih ada yang menyebut pesawat dengan kata ‘kapal atau kapal mabur’. Ing dhuwur awang-awang, maksudnya di atas awan atau di udara.

Prabu Jayabaya, pada zamannya telah mengatakan tentang pesawat terbang. Pada saat itu, apabila ia bukan seorang Raja kemungkinan besar sudah dianggap orang berhalusinasi.

4. Kali ilang kedhunge

Maksudnya sungai telah kehilangan mata airnya, sudah terbukti pada zaman sekarang sungai-sungai sudah dipenuhi sampah domestik dan limbah industri.

Baca Juga: Download Lagu Love Nwantiti Remix by Ckay ft. Joeboy dan Kuami Eugene MP3 MP4 Kualitas Terbaik Tinggal Klik

Kalaupun ada sungai yang masih terdapat airnya, pasti sudah kotor, tercemar limbah, tidak bisa dimanfaatkan, menimbulkan bibit penyakit, dan bisa menyebabkan banjir.

5. Pasar ilang kumandhange

Masyarakat Pulau Jawa pada zaman dulu masih memanfaatkan pasar tradisional sebagai tempat jual beli, namun sekarang sudah jarang orang yang berbelanja ke pasar.

Sekarang orang-orang sudah tidak mau ribet dengan proses tawar-menawar, maunya yang praktis langsung harga pas dan berbelanja melalui toko online karena mudah dan cepat, tinggal menunggu di rumah.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 7 Subtema 2 Kelas 3 SD MI Halaman 91, 92, 93, Perkembangan Teknologi Produksi Sandang

Selain toko online, orang-orang akan pergi ke swalayan, supermarket, dan mall. Pasar tradisional lama kelamaan akan tergerus, dan ramalan tersebut sudah bisa dianggap terbukti sepenuhnya. Pasar kehilangan suaranya (kumandhange), karena makin lama makin sepi.

6. Bumi soyo suwe soyo mengkeret

Bumi semakin lama semakin mengecil, diterjemahkan sebagai globalisasi dan modernisasi atau kecanggihan teknologi komunikasi masa kini, yang mana komunikasi dapat dengan mudah terjalin melalui gadget dan internet.

Bumi atau dunia dalam genggaman tangan, komunikasi dengan orang lain di belahan bumi manapun bisa dilakukan dengan handphone.

Baca Juga: Menguak Misteri Ramalan Jayabaya Tentang Jawa Terbelah Menjadi Dua, Benarkah Akan Terulang?

7. Sejengkal bumi dipajeki

Sejengkal tanah dikenakan pajak, sekarang kepemilikian tanah dengan luas berapapun harus membayar pajak.

Atau bisa juga diartikan, banyak orang membeli properti berupa rumah dan tanah namun dalam ukuran yang sempit seperti daerah di perumahan atau pemukiman padat penduduk.

8. Jaran doyan mangan sambel

Ucapan ini diterjemahkan menjadi sosok manusia namun bertingkah laku seperti binatang. Orang-orang zaman sekarang akan banyak yang jauh dari moralitas atau tidak bermoral, seringkali melakukan tindak kejahatan atau kriminalitas.

Baca Juga: Bocoran Layangan Putus Episode 10 Terbaru, Aris Menjadikan Lydia Ibu Kedua Bagi Raya

Rasa kemanusiaan lama kelamaan akan semakin terkikis, dan hampir tidak bisa ditemui orang yang benar-benar baik dan lurus.

9. Wong wadon nganggo pakaian lanang

Perempuan banyak yang memakai pakaian laki-laki atau menjadi tomboy.

Hal ini bisa juga diterjemahkan bahwa perempuan semakin lama akan menjadi seperti kehilangan identitasnya, termasuk identitas yang lemah lembut, keibuan, penuh kasih sayang, sopan santun, dan memegang teguh budaya ketimuran.

10. Akeh janji ora ditepati

Banyak janji yang dilanggar, orang-orang akan semakin mudah melanggar atau tidak menepati janji-janjinya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 3 SD MI Halaman 44, 45, 46, Subtema 1 Menentukan Letak Jarum Jam

Misalnya, politikus pada saat kampanye mengeluarkan janji-janji untuk mensejahterakan rakyat, namun ketika sudah terpilih dan menjadi anggota dewan yang dilakukan malah korupsi.

Ramalan lainnya:

Akeh wong wani ngelanggar sumpahe dewe (banyak orang melanggar sumpahnya sendiri).

Manungsa podo seneng nyalahke liyan (Manusia suka menyalahkan satu sama lain).

Ora ngindahake hukum Sang Hyang Widhi (Tidak mengindahkan hukum Tuhan).

Barang jahat diangkat-angkat-barang suci dibenci (Apapun yang buruk diagung-agungkan dan yang suci malah dibenci).

Akeh manungsa ngutamakake bondho (Banyak manusia akan mengutamakan harta benda).

Pada lali kamanungsa (Banyak yang lupa tentang rasa kemanusiaan).

Pada lali kabecikan (Banyak yang lupa dengan kebaikan).

Baca Juga: Ciri-Ciri Ratu Adil yang Akan Memimpin Nusantara Menurut Ramalan Jayabaya

Itulah beberapa Ramalan Jayabaya yang saat ini sudah terbukti atau hampir terbukti.

Sebenarnya masih banyak ramalan Jayabaya atau Jongko Joyoboyo yang memang relate dengan kehidupan masa kini, dan punya potensi untuk segera terbukti di masa yang akan datang.***

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x