RINGTIMES BALI - Film Losmen Bu Broto merupakan kombinasi dari nostalgia pada masa lalu dan bumbu-bumbu percintaan melalui gestur segar para milenial kekinian.
Film Losmen Bu Broto tayang pada 18 November 2021 di bioskop Indonesia, film berdurasi 1 jam 49 menit ini sukses membuat penonton ikut terhanyut pada alur ceritanya. Film ini disutradarai oleh Eddie Cahyono dan Ifa Isfansyah dan skenarionya ditulis oleh Alim Sudio. Losmen Bu Broto mempunyai konsep drama keluarga Jawa dengan segala konfliknya.
Credit title dari film Losmen Bu Broto dikemas dengan kreatif dan sangat menjanjikan untuk sebuah pembukaan yang epic. Dalam credit title penonton ditunjukkan detail tradisional bangunan, perabot, hingga kostum para pemeran.
Pada kenyataannya, film ini tidak hanya cocok untuk para penggemar serial ‘Losmen’ di TVRI, tetapi juga cocok untuk para milenial dan gen Z yang mempunyai trust issue, family issues, dan sedang struggling dengan kehidupan keluarga.
Dikutip dari berbagai sumber, Film Losmen Bu Broto tidak semata-mata menyajikan drama keluarga bak sinetron Indonesia, tapi lebih dari pada itu. Drama yang mengangkat ketidaksempurnaan dalam keluarga ini terasa real untuk zaman sekarang. Walaupun film Losmen Bu Broto adalah reboot dari serial legendaris berjudul Losmen yang tayang pada tahun 1980-an di TVRI.
Setting tempat utamanya berlokasi di sebuah rumah bangsawan yang dijadikan museum di Kotagede, Yogyakarta. Beberapa scene juga diambil di Pantai Parangtritis dan sebuah pasar di Yogyakarta. Setting tempat yang mampu membuat rindu kota Yogyakarta.
Baca Juga: Review Singkat 'Kadet 1947', Film Perjuangan yang sedang Tayang di Bioskop Indonesia
Film ini menyuguhkan kehidupan keluarga Jawa yang kadang terasa’kaku’ dan sangat kental dengan tradisi Jawa. Film ini mengisahkan Bu Broto (Maudy Koesnaedi) dan Pak Broto (Mathias Muchus), pasangan suami istri yang mengelola usaha keluarga berupa ‘Losmen’ dengan ketiga anaknya. Mbak Pur (Putri Marino) sebagai anak sulung, Jeng Sri (Maudy Ayunda) sebagai anak tengah, dan Mas Tarjo (Baskara Mahendra) sebagai anak bungsu.
Losmen Bu Broto menunjukkan prasangka setiap individu terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain dan juga pergolakan batin karena masalah pribadi masing-masing pemeran.