Turki Akhirnya Nyatakan Keadaan Darurat Selama 3 Bulan di 10 Provinsi Pasca Gempa Maginitudo 7,8

7 Februari 2023, 21:42 WIB
Relawan mulai berdatangan di bandara Sakirpasa Adana. /Instagram/@iloventalya7

RINGTIMES BALI - Pihak berwenang Turki mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa bumi yang berpusat di tenggara Turki naik menjadi 3.419, sehingga jumlah total yang tewas, termasuk di Suriah utara menjadi lebih dari 5.000.

Akibat gempa bumi besar yang mengguncang Turki tenggara dan Suriah barat laut membuat tim penyelamat dengan panik mencari korban selamat dalam cuaca dingin yang menggigit. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, telah mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 kota di negara itu setelah gempa bumi dahsyat dan gempa susulan yang terjadi. 

Para pemimpin dunia terus maju untuk menawarkan dukungan serta belasungkawa kepada Turki dan Suriah

Baca Juga: Daftar Negara yang Siap Bantu Korban Gempa Turki-Suriah, Termasuk Cina dan Uni Eropa

Presiden Iran Ebrahim Raisi menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menyatakan simpatinya atas kematian ribuan orang dan berharap pemulihan bagi yang terluka, kata Direktorat Komunikasi Turki dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berbicara dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad menawarkan dukungan penuh untuk upaya bantuan gempa bumi, kata kepresidenan Mesir. 

Sementara pihak Jerman mengatakan Rusia harus menekan Suriah untuk memastikan bantuan gempa tiba disana. 

Menteri luar negeri Jerman Annalena Baerbock telah meminta Rusia untuk menekan Suriah agar mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke negara itu untuk korban gempa bumi dengan cepat dan tanpa hambatan tambahan.

“Semua aktor internasional, termasuk Rusia, harus menekan rezim Suriah untuk memastikan bantuan kemanusiaan bagi para korban dapat tiba,” kata Baerbock saat konferensi pers di Berlin dengan menteri luar negeri Armenia Ararat Mirzoyan.

Pihak Qatar telah mengirimkan 10.000 rumah mobil ke daerah yang terkena dampak gempa di Turki dan Suriah, serta 120 pekerja penyelamat, rumah sakit lapangan dan bantuan kemanusiaan. 

Baca Juga: Gempa Turki dan Cuaca Dingin, Warga Kebingungan Pasca Bencana

“Kami berada di pesawat yang akan berangkat ke Turki. Ini adalah C-130 besar, dengan kru yang akan menjadi bagian dari pemasangan rumah mobil tersebut,” tambahnya dari Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, dikutip dari Al Jazeera.

“Ada tim medis di kapal, anggota penyelamat juga ada di kapal. Mereka mencoba mendapatkan barang-barang untuk para penyintas, ada perlengkapan onboard juga. Kami akan terbang ke salah satu bandara di tenggara yang saat ini ditutup, dalam upaya untuk mendapatkan sebanyak mungkin bantuan ini [kepada orang-orang],” sambungnya.

Penerbangan kami pagi ini dari bandara Sabiha Gokcen, Istanbul ke kota selatan Adana ditunda karena hujan salju lebat dan lalu lintas udara, karena tim penyelamat terus berupaya melakukan perjalanan ke tenggara Turki yang paling terpukul.

Penerbangan tersebut, bersama dengan bandara Sakirpasa Adana, dipenuhi oleh para relawan dan jurnalis.

Meskipun laporan sebelumnya di media sosial menunjukkan bahwa tim penyelamat internasional diminta menunggu di bandara selama beberapa jam.

 Baca Juga: Gempa Dahsyat di Turki, Indonesia Siap Gabung Bantu Misi Operasi Bencana

Namun mereka tidak terlihat di sekitar terminal setelah tengah hari, cuaca di Adana cerah dan cerah saat kami berjalan menuju Hatay dengan mobil.*** 

 

 

 

 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler