Ini Alasan AS Bela Palestina Usai Benjamin Netanyahu Kembali Jadi PM Israel

5 Desember 2022, 17:21 WIB
AS bela Palestina usai Benjamin Netanyahu kembali jadi PM Israel. //REUTERS/Ammar Awad

RINGTIMES BALI – Benjamin Netanyahu secara resmi dinyatakan kembali menjadi Perdana Menteri Israel.

Mendengar hal itu Amerika Serikat memperingatkan Israel untuk tindak memperluas invasi wilayah di tepi barat palestina.

Peringatan tersebut disampaikan oleh Antony Blinken selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Usai Benjamin Netanyahu keluar menjadi pemenang atas pemilu 1 November 2022.

Baca Juga: Rusia Lanjut Serang Wilayah Timur Ukraina, Begini Tanggapan Gubernur Donestsk Pavlo Kyrylenko

Meskipun AS dan Israel adalah sekutu, Washington melalui Antony Blinken menegaskan akan menentang segala bentuk kebijakan Benjamin Netanyahu terkait invasi pemukiman hingga perebutan di Tepi barat.

Lantas mengapa Amerika Serikat membela Palestina dan menentang segala tindakan Israel meskipun sekutu.

Dilansir dari Aljazeera pada 5 Desember 2022, Benjamin Netanyahu merupakan mantan perdanan menteri Israel pada periode 2009 – 2021.

Baca Juga: OPEC Pertahankan Target Produksi di Tengah Embargo Minyak Rusia

Benjamin Netanyahu identik dengan musuh besar Palestina lantaran kerap menerapkan kebijakan keras serta kontroversial dalam menangani konflik Israel-Palestina.

Benjamin Netanyahu juga tidak pernah setuju akan resolusi konflik melalui solusi dua negara.yang mana resolusi ini memberikan posisi berdampingan sebagai negara berdaulat.

Komunitas internasional menilai solusi dua negara sebagai resolusi konflik antara Palestina dan Israel sebagai langkah paling tepat yang telah berlangsung lebih dari setengah abad.

Baca Juga: Tragedi Mahsa Amini, Iran Bubarkan Polisi Moral Usai Gelombang Unjuk Rasa

Menurut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Hadirnya Palestina menjadi bencana besar bagi israel.

Delegasi khusus AS untuk Palestina, Hady Amr pada 30 November lalu menjelaskan bahwa, AS masih berencana membuka kembali konsulatnya di Yerusalem.

Pembukaan konsulat AS di Palestina merupakan langkah bagi washington untuk berhubungan dan memberikan dukungan bagi warga Palestina.

Baca Juga: Netanyahu Jabat PM Israel Kedua Kali, Begini Tanggapan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken

Adanya pembukaan konsulat ini diharapkan sebagai upaya AS memperbaiki citra baik dan hubungan dengan Palestina usai rezim Donald Trump yang dikenal anti Palestina.

Saat Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Joe Biden. AS kembali memulai ikatan kedua negara mengikuti jejak obama.

Upaya yang dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan bantuan sebesar 500 juta dollar ke Palestina.

Baca Juga: Rusia Tolak Jual Minyak pada Negara yang Pasang Tarif Barat, Alexander: Ini Merusak Pasar Energi Global

Selain itu juga, AS dibawah rezim Joe Biden melanjutkan bantuan dana untuk badan bantuan dan pekerjaan (PBB) untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Bantuan ini dilanjutkan oleh  Joe Biden karena sempat diputus  pada rezim Donald Trump.

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler