5 Fakta Menarik tentang Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali

3 Juni 2022, 21:24 WIB
Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali. /Pixabay.com/kolibri5

RINGTIMES BALI – Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali.

Meskipun Hari Raya Galungan dan Kuningan bukan termasuk ke dalam hari libur nasional, namun kedua hari tersebut merupakan hari libur dan perayaan besar di Bali.

Biasanya pada Hari Raya Galungan dan Kuningan semua kantor pemerintahan tutup dan sekolah juga diliburkan.

Baca Juga: PLN Bali Ingatkan Pemasangan Penjor Galungan dan Kuningan Agar Perhatikan Jarak Jaringan Listrik 

Pada kedua Hari Raya Galungan dan Kuningan, masyarakat di Bali yang beragama Hindu akan mengunjungi Pura di pagi hari untuk melaksanakan persembahyangan bersama keluarga.

Dengan mengenakan pakaian tradional atau pakaian adat ke Pura, mereka akan membawa beberapa persembahan atau biasa disebut dengan banten untuk diaturkan kepada Hyang Widhi atau Tuhan.

Setelah melakukan persembahyangan, masyarakat di Bali akan mengadakan makan siang  bersama keluarga dan beberapa kegiatan santai di rumah masing-masing.

Baca Juga: Tujuan dan Makna Pemasangannya Penjor Selama Hari Raya Galungan dan Kuningan

Lalu apa sebenarnya yang dilakukan oleh masyarakat di Bali selama pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan?

Berikut kami sajikan yang dilansir dari laman Desa Abiansemal Kabupaten Badung pada 3 Juni 2022.

Hari Raya Galungan

Galungan merupakan salah satu hari raya keagamaan terpenting bagi masyarakat di Bali. Hari raya ini merupakan hari dimana umat Hindu memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).

Hari ini juga menandai waktu ketika arwah leluhur dari keluarga atau kerabat datang berkunjung ke bumi.

Baca Juga: Pengertian dan Rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan 2022, Lengkap dengan Tanggalnya

Pada hari ini masyarakat akan datang ke pura yang berada di tempat tinggal mereka masing-masing untuk melaksanakan sembahyang dengan membawa persembahan berupa banten.

Dalam perayaan Hari Raya Galungan, masyarakat di Bali akan membuat penjor dan meletakkannya di depan rumah.

Penjor merupakan tiang bambu tinggi dan melengkung yang dihiasi daun kelapa muda serta sesaji di bawahnya.

Hari Raya Kuningan

Kuningan sebenarnya berasal dari kata ‘kauningan’ yang berarti introspeksi, atau ‘kuning’ yang berarti warna kuning, melambangkan warna Dewa Wisnu.

Baca Juga: Menjelang Hari Galungan, Harga Bawang Merah Naik, Petani di Kintamani Bali Mulai Optimis

Hari Raya Kuningan juga disimbolkan dengan sesajen berupa nasi kunyit kuning, sembagai bentuk rasa syukur masyarakat di Bali kepada Hyang Widhi atau Tuhan atas segala karunia dan kemakmuran yang telah diberikan.

Dalam perayaan Hari Raya Kuningan, masyarakat di Bali akan membuat sesajen berupa Tamiang yang melambangkan perlindungan dan perputaran hidup. Endongan yang melambangkan pengetahuan dan pengabdian untuk ketenangan pikiran.

Masyarakat di Bali pada hari ini juga akan menyajikan persembahan khusus kepada leluhur yang diyakini pada hari tersebut akan pulang kembali ke surga.

Fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali

1. Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali dan selalu jatuh pada hari Rabu. Kuningan dirayakan setiap 10 hari setelah Galungan dan selalu jatuh pada hari Sabtu. Kedua hari raya tersebut dirayakan setiap dua kali dalam setahun.

Baca Juga: Daftar Rainan Hari Raya Umat Hindu Bulan Juni 2022, Galungan dan Kuningan di Minggu Pertama

2. Masyarakat Bali akan melakukan beberapa persiapan sebelum Galungan, seperti Penyekeban, Penyajaan, dan Penampahan.

3. Satu hari setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan akan digunakan untuk berkunjung ke rumah keluarga atau kerabat dekat.

4. Khusus di Kabupaten Tabanan, Bali, terdapat sebuah tradisi yang dilaksanakan setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan yang disebut Mesuryak berarti bersorak.

5. Tradisi ini juga hampir sama dengan tradisi yang ada di India yaitu Deepawali atau Festival Cahaya.***

Editor: Rian Ade Maulana

Sumber: badungkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler