Review Film Losmen Bu Broto, Paduan Nuansa Klasik dan Gaya Milenial

1 Desember 2021, 09:48 WIB
Review Film Losmen Bu Broto, Paduan Nuansa Klasik dan Gaya Milenial /tangkap layar IG @losmenbubroto/

RINGTIMES BALI - Film Losmen Bu Broto merupakan kombinasi dari nostalgia pada masa lalu dan bumbu-bumbu percintaan melalui gestur segar para milenial kekinian.

Film Losmen Bu Broto tayang pada 18 November 2021 di bioskop Indonesia, film berdurasi 1 jam 49 menit ini sukses membuat penonton ikut terhanyut pada alur ceritanya. Film ini disutradarai oleh Eddie Cahyono dan Ifa Isfansyah dan skenarionya ditulis oleh Alim Sudio. Losmen Bu Broto mempunyai konsep drama keluarga Jawa dengan segala konfliknya.

Credit title dari film Losmen Bu Broto dikemas dengan kreatif dan sangat menjanjikan untuk sebuah pembukaan yang epic. Dalam credit title penonton ditunjukkan detail tradisional bangunan, perabot, hingga kostum para pemeran.

Baca Juga: Ini Hadiah Spesial Untuk Rayyanza yang Membuat Nagita Slavina Nangis, Rafathar Malah Ingin Pensiun Jadi Artis

Pada kenyataannya, film ini tidak hanya cocok untuk para penggemar serial ‘Losmen’ di TVRI, tetapi juga cocok untuk para milenial dan gen Z yang mempunyai trust issue, family issues, dan sedang struggling dengan kehidupan keluarga.

Dikutip dari berbagai sumber, Film Losmen Bu Broto tidak semata-mata menyajikan drama keluarga bak sinetron Indonesia, tapi lebih dari pada itu. Drama yang mengangkat ketidaksempurnaan dalam keluarga ini terasa real untuk zaman sekarang. Walaupun film Losmen Bu Broto adalah reboot dari serial legendaris berjudul Losmen yang tayang pada tahun 1980-an di TVRI.

Setting tempat utamanya berlokasi di sebuah rumah bangsawan yang dijadikan museum di Kotagede, Yogyakarta. Beberapa scene juga diambil di Pantai Parangtritis dan sebuah pasar di Yogyakarta. Setting tempat yang mampu membuat rindu kota Yogyakarta.

Baca Juga: Review Singkat 'Kadet 1947', Film Perjuangan yang sedang Tayang di Bioskop Indonesia

Film ini menyuguhkan kehidupan keluarga Jawa yang kadang terasa’kaku’ dan sangat kental dengan tradisi Jawa. Film ini mengisahkan Bu Broto (Maudy Koesnaedi) dan Pak Broto (Mathias Muchus), pasangan suami istri yang mengelola usaha keluarga berupa ‘Losmen’ dengan ketiga anaknya. Mbak Pur (Putri Marino) sebagai anak sulung, Jeng Sri (Maudy Ayunda) sebagai anak tengah, dan Mas Tarjo (Baskara Mahendra) sebagai anak bungsu.

Losmen Bu Broto menunjukkan prasangka setiap individu terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain dan juga pergolakan batin karena masalah pribadi masing-masing pemeran.

Jeng Sri merupakan anak tengah yang berjiwa bebas dan menyukai seni (menyanyi) yang merupakan passion-nya, tetapi dia harus tunduk dan patuh pada ibunya yakni Bu Broto yang keras, tegas, berwibawa, dan memegang teguh prinsip-prinsip dalam tradisi Jawa. Maudy Ayunda mampu membawakan tokoh Jeng Sri ini dengan sangat baik.

Baca Juga: Review Singkat One Night Stand, Putri Marino Terjebak Cinta Satu Malam

Bu Broto, sebagai seorang ibu yang mendidik anak-anaknya dengan cukup keras dan mengutamakan komunikasi satu arah khas orangtua Jawa yang tidak mau repot-repot mendengarkan anak-anaknya.

Akting yang sangat luar biasa mumpuni oleh Maudy Koesnaedi yang mampu membawakan tokoh Bu Broto dengan sangat kokoh dalam tradisi Jawa tapi tidak tertinggal oleh perubahan zaman.

Mbak Pur, sebagai anak sulung yang mencerminkan gadis Jawa yang dewasa dengan segala ketrampilannya terutama dalam hal memasak. Namun Mbak Pur pada akhinya mempunyai luka batin yang teramat sakit karena kehilangan kekasih yang dicintainya. Mbak Pur mengalami konflik batin yang mana ia ingin mencoba menerima takdir dan juga ingin memaafkan dirinya sendiri.

Maudy Koesnadi berperan sebagai Bu Broto di Film Losmen Bu Broto

Baca Juga: Review Film ‘Spencer’, Lady Diana Diperankan oleh Kristen Stewart, Belum Tayang di Indonesia

Suguhan tangisan sosok perempuan yang sangat epic oleh Ni Luh Dharma Putri Marino yang bisa membuat para penontonnya tersayat-sayat karena ‘rasa sakit’ yang ditunjukkan dengan luar biasa hebat, dapat dirasakan juga oleh para penonton.

Sedangkan Mas Tarjo yang merupakan anak bungsu juga mempunyai masalah pribadi terkait kuliahnya, namun sayangnya tokoh Mas Tarjo agak kurang greget ketika menjadi sosok anak kuliahan yang nyambi bekerja.

Pak Broto sebagai suami dan juga ayah merupakan sosok yang lebih santai dan kalem dalam menerima segala permasalahan yang menyangkut anak dan istrinya. Mathias Muchus, tentunya juga sudah sangat lihai dalam memerankan Pak Broto.

Film ini juga menghadirkan bumbu-bumbu dalam kisah percintaan ala milenial yang bebas dan hangat. Menampilkan kisah cinta antara Jeng Sri dan Jarot (Marthino Lio) yang merupakan seniman yang sering menginap di Losmen Bu Broto. Dimana kisah cinta mereka tidak disetujui oleh Bu Broto, karena menganggap seniman bukanlah pekerjaan yang prestisius. Konflik besar tercipta karena Jeng Sri membuat keluarga besar kecewa yang teramat sangat termasuk Bu Broto karena hamil di luar nikah.

Baca Juga: Profil Para Pemain Film Dikta dan Hukum

Mathino Lio, aktor kawakan Indonesia yang sedang naik daun ini mampu menciptakan karakter kuat seorang Jarot dan sangat berkesan.

Film yang bertabur bintang dengan kualitas akting yang tidak diragukan lagi, maka mudah saja dalam menggambarkan ‘serial Losmen’ ke dalam bentuk yang lebih segar dan nyaman untuk masa kini.

Film ini seolah menyadarkan penonton bahwa sebesar dan serumit apapun masalah yang terjadi. Keluarga tetaplah menjadi keluarga, yang menjadi tujuan kita untuk pulang dan bersandar. Konflik yang disajikan dalam film ini sangat membumi, pengaturan emosinya natural atau sangat alami dan tidak terasa dibuat-buat sama sekali. Filmnya juga hangat dan sangat menyentuh, namun pada akhirnya cukup melegakan.

Baca Juga: Sinopsis Mean Girls, Film Remaja Iconic pada Masanya dengan Plot Ringan

Tetapi karena keterbatasan durasi sehingga bagian menuju akhir dalam film ini masih terkesan terburu-buru dan beberapa rangkaian kejadiannya menjadi sangat tiba-tiba. Walaupun demikian, secara keseluruhan film ini sangat recommended.

Film Losmen Bu Broto dilatar belakangi musik dari soundtrack yang diisi oleh Maudy Ayunda dan Danilla Riyadi (memerankan Kirana, sahabat Jeng Sri dalam film). Lagu-lagu Maudy dan Danilla yakni berjudul ‘Semakin Jauh’ dan ‘Sayangnya’ juga sangat luar biasa bagus. Selain itu Maudy Ayunda juga membawakan lagu ‘Pulang’ yang mana sang penulis lagu yakni Mikha Angelo sebelum membuat lirik lagunya sempat membaca skrip dan menangis. Maka tak heran jika lagu ‘Pulang’ juga sangat menyentuh.*** 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler