Harga Emas 'Terperosok' Sabtu Pagi Setelah 'Relli' Pecahkan Rekor

- 8 Agustus 2020, 09:40 WIB
ilustrasi emas./*pixabay
ilustrasi emas./*pixabay /

RINGTIMES BALI - Dikutip dari laman ANTARA, harga emas anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Ini menghentikan reli pemecahan rekor beberapa hari terakhir, setelah laporan pekerjaan AS yang lumayan mengangkat dolar AS.

Tetapi pandemi yang memburuk membuat harga tetap di jalur untuk kenaikan mingguan terpanjang mereka dalam sekitar satu dekade.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terperosok 41,4 dolar AS atau 2,00 persen menjadi ditutup pada 2.028,00 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Kamis 30 Juli 2020, Pegadaian Masih Rp1.030.000 per Gram

Harga emas berjangka melonjak 20,1 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 2.069,40 dolar AS sehari sebelumnya, 6 Agustus 2020.

Emas berjangka terangkat 28,3 dolar AS atau 1,4 persen menjadi 2.049,30 dolar AS pada Rabu, 5 Agustus 2020, setelah melambung 34,7 dolar AS atau 1,75 persen menjadi 2.021,00 dolar AS pada Selasa, 4 Agustus 2020, dan naik tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.986,3 dolar AS pada Senin, 3 Agustus 2020.

“Dolar rebound cukup kuat setelah laporan pekerjaan. Itu jelas menyebabkan aksi jual di seluruh papan di sektor logam,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Baca Juga: Hati-hati! Penipuan Lewat E-Commerce Marak saat Pandemi, 'Catut' Perusahaan Amazon

"Proses pemikirannya adalah dengan jumlah pekerjaan yang sedikit lebih baik dari perkiraan, ekonomi perlahan mendapatkan kembali pijakannya dan, secara hipotetis, kami kemudian akan melihat kebutuhan yang lebih rendah untuk stimulus."

Dolar rebound dari posisi terendah dua tahun setelah data payrolls atau angka penggajian non-pertanian AS menunjukkan 1,763 juta orang dipekerjakan pada Juli, lebih baik dari perkiraan, meski lebih rendah dibandingkan rekor kenaikan 4,791 juta pada Juni, serta karena ketegangan terbaru Amerika Serikat-China.

Tingkat pengangguran juga turun menjadi 10,2 persen pada Juli dari penyesuaian 12 persen pada Juni.

Baca Juga: Dampak dari Covid-19 Premium dan Pertalite Akan Dihapus Peredarannya

Harga emas tertekan lebih lanjut oleh kebuntuan dalam pembahasan rancangan undang-undang (RUU) bantuan baru Virus Corona atau stimulus ekonomi berikutnya di Kongres AS.

"Begitu mereka menyetujui stimulus, itu akan menjadi bearish bagi dolar. Ekonomi global masih sangat goyah dan sebagai akibatnya kami akan mendapatkan lebih banyak uang murah, jadi semua itu adalah penarik bagi emas," kata Aanalis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

Harga emas masih bisa mengakhiri tahun ini di kisaran 2.200- 2.300 dolar AS, tambahnya.

Harga emas telah melonjak 34 persen tahun ini di tengah melonjaknya kasus COVID-19, yang telah menghantam ekonomi global dan mendorong langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Lumbung Pangan Solusi Resesi Ekonomi di Masa Pandemi

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 86 sen atau 3,03 persen menjadi ditutup pada 27,54 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 43,5 dolar AS atau 4,29 persen menjadi menetap pada 970,4 dolar AS per ounce.***

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah