Kisah Inspiratif Pemilik Toko Oleh-oleh Krisna Bertahan di Masa Pandemi

- 24 Januari 2021, 06:34 WIB
Kisah Inspiratif Pemilik Toko Oleh-oleh Krisna Bertahan di Masa Pandemi.
Kisah Inspiratif Pemilik Toko Oleh-oleh Krisna Bertahan di Masa Pandemi. /Instagram.com/@muhamad.bagus.utomo

RINGTIMES BALI - Pemilik toko oleh-oleh Krisna I Gusti Ngurah Anom atau akrab disapa Ajik Krisna, beberapa waktu lalu sempat viral karena dikabarkan menjual 16 mobil miliknya lantaran mengalami bangkrut saat awal pandemi Covid-19 melanda.

Namun ternyata Jik Krisna tidak hanya menjual mobilnya namun seluruh karyawannya yang berjumlah 2000 pun dirumahkan. Bagaimana kisah inspiratif sehingga ia bisa bangkit dan bertahan di masa pandemi, simak di sini.

Bermula di awal pandemi bulan Maret 2020 lalu, Ajik Krisna menceritakan awal mula dirinya bisa bangkrut hingga terpaksa menjual mobilnya tidak hanya 16 namun hingga 25 mobil ia menjualnya.

Baca Juga: Baca Ini Sebelum Memulai Usaha di Tahun 2021

Saat pandemi dirinya kaget dan tidak habis pikir, karena untuk diketahui pengusaha asal Bali yang memiliki puluhan outlet toko oleh-oleh Krisna ini menggantungkan pendapatannya dari pariwisata.

Pulai Bali menurutnya, hidup warganya hampir 80 persen dari pariwisata. Saat Nyepi kita merasakan, setelah Nyepi seluruh Bali kan lockdown dan Krisna merasakannya, katanya.

"Semua bisnis tutup, 32 outlet dengan jumlah karyawan 2500, kita rumahkan karyawan 2000 karyawan dirumahkan kita tetep beri bantuan sembako," ungkapnya dikutip ringtimesbali.com dari kanal YouTube Successbefore30, 13 Januari 2021.

Baca Juga: Ide Bisnis 2021, Makanan Rumahan Berbahan Dasar Kentang

Bulan Mei, ungkapnya cashflow sudah mulai goyang dan ada 3 outlet Krisna yang baru buka di 2019 otomatis kita kan pinjaman bank, kemudian ia mulai berpikir bagaimana caranya kita bangkit.

"Saya harus bangkit, memang betul kita jual lebih dari 16 mobil bulan Mei sudah berat dan memang 16 mobil kita jual tapi mobil yang mana dulu, ada 25 mobil kita jual mobil transport karena kalau mobil transport kita jual harganya gak seberapa 25 mobil gak lebih dari 1,5 miliar," ungkapnya.

Lanjut ia di bulan Juni ia pun terpaksa menjual mobil pribadinya 2, karena ia harus memberikan kebutuhan sembako untuk karyawan yang dirumahkan itu senilai Rp250 ribu per orang kurang lebih ia membutuhkan dana Rp750 juta.

Baca Juga: Komisaris BEI Buka Suara Terkait Endorse Saham Raffi Ahmad

"Mobil di rumah ada beberapa kita jual, Ferrari, Minichopper jadi saat pandemi (red, bangkrut) yang dijual hanya Ferari saja," katanya.

Bertahan dari keterpurukannya, Aji Krisna menuturkan bahwa dirinya harus bangkit di bulan 7, akhirnya ia mulai berkebun menanam kacang.

Proses penanaman kacang itu kan 3 bulan, bulan 9 kita panen dan langsung produksi kacang.

Baca Juga: 4 Strategi Membesarkan Bisnis dengan Cepat

"Krisna bisa keluar dari krisis pandemi, rahasianya kita tidak boleh diam apapun yang kita inovasi di masa pandemi tidak akan berkembang, akhirnya kita berkebun panen kacang dan akhirnya kita produksi kacang di bulan 10," katanya.

Kacang Ajik yang merupakan camilan inilah yang membantunya keluar dari krisis bayangkan satu bulan omzetnya bisa mencapai Rp2 miliar. Selain kacang, ia pun mulai merubah strategi restauran di Bandara ia mulai memproduksi pie Ajik.

"Karena kita selalu berpikir, teori penting tapi praktek juga penting, apa ujian yang dikasih Tuhan kita selalu berdoa dan bawa positif. Pandemi ini susah kita diam di rumah wah saya harus bangkit bagaimana caranya saya bisa memberikan motivasi bagi anak-anak muda," katanya.

Baca Juga: Mau Usaha Online Kamu Lancar, Ini Dia 5 Kunci Sukses Bisnis Daring

Di masa pandemi ini, ujarnya seperti bakery saat pandemi masih dibutuhkan seperti camilan ini. "Akhirnya kita putuskan produksi camilan, pertama kacang ajik, pie susu Ajik ketiga bakpia susu ajik, bakpia ini omzetnya gila satu bulan bisa Rp1 miliar," bebernya.

Ia mengaku ini bukan promosi, tapi ini untuk memberikan pandangan bahwa insting harus jalan. Saat ini omzet sekitar 40 persen sudah mulai pulih dan karyawan yang semula dirumahkan kini sudah bekerja dan masih ada sisa 600 orang yang masih dirumahkan.

"Jangan pernah menyerah terutama anak Milenial sekarang, karena diam di rumah dia bosan. Tapi anak Milenial sekarang kreatif banyak yang bisa dikerjakan, harus cepat gerak karena badai harus berlalu," katanya mengakhiri.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x