5 Cara Budidaya Ikan Patin dan Temukan Keuntungan Bisnisnya

3 November 2020, 20:55 WIB
ILUSTRASI Cara budidaya ikan patin ///*/

RINGTIMES BALI – Jika awalnya budidaya ikan hanya sekedar hobi saja, maka tidak dengan sekarang. Budidaya ikan bisa dijadikan peluang bisnis, salah satunya adalah ikan patin. 

Pangasius hypophthalmus atau dikenal dengan ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer. Ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan.

Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan juga protein yang cukup tinggi, selain itu memiliki daging yang gurih. Daging ikan patin, mudah dicerna oleh usus serta mengandung kalsium, zat besi dan mineral yang sangat baik untuk kesehatan.

Baca Juga: Deretan Timses Jokowi Masuk Komisaris BUMN, Fadli Zon Sebut Erick Thohir Bagi-bagi Jatah?

Kandungan gizi dari ikan patin adalah 68,6 persen protein, 5,8 persen lemak, 3,5 persen abu dan 51,3 persen air.

Ikan patin memiliki harga jual yang tergolong cukup tinggi, dan peminatnya tidak kalah banyak dengan jenis ikan lainnya.

Anda bisa mulai budidaya ikan patin mengikuti cara sebagai berikut:

Lokasi yang Tepat

Pada dasarnya ikan patin, memiliki habitat yaitu di alam bebas atau sungai. Jadi, hal utama yang perlu disiapkan adalah lokasi yang tepat. Pilih lokasi yang memiliki jenis tanah lempung, karena cocok dijadikan kolam.

Usahakan lokasi juga di tempat terbuka yang bisa langsung mendapatkan penyinaran sinar matahari.  Suhu air pada kolam yang idela yaitu 26 hingga 28 derajat celcius, dengan pH air 6,5 hingga 7 ( ini merupakan tingkat keasamaan standar).

Memilih Bibit yang Baik

Salah satu faktor sukses untuk budidaya ikan patin adalah dengan pemilihan bibit yang baik. Anda bisa menggunakan bibit yang dibeli dari peternak, selain cepat, kualitas bibit sudah tidak diragukan lagi.

Dalam memilih bibit ikan patin, hal yang harus diperhatikan adalah cermati fisiknya. Benih patin yang memiliki tubuh proporsional adalah dengan memiliki ukuran kepala dan tubuh seimbang.

Baca Juga: Penyaluran BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Bertahap, Begini Skemanya kata Menaker Ida

Memiliki pergerakan yang lincah, tidak ada luka, warna tubuh terlihat mengkilat dan cerah.

Pemeliharaan yang tepat

Kondisi kolam harus tetap terjaga. Karena jika kondisi kolam kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terkena penyakit. Untuk itu upayakan air untuk mengaliri kolam harus berasal dari sumber air yang bersih.

Jika kolam terlalu asam sebaiknya berikan kapur agar pH stabil. Pemberian pakan yang bertahap, pagi dan sore hari, di mana pada bibit yang baru dimasukkan kedalam kolam jangna diberikan pakan pelet terlebih dahulu, biarkan bibit memakan zooplangton yang sudah tersedia di kolam.

Setelah itu baru bertahap anda berika pakan pelet. Jumlah pemberian pakan pada ikan patin berubah setiap bulannya, harus disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan ikan.

Baca Juga: Studi CDC Ungkap Wanita Hamil Punya Resiko Lebih Tinggi Saat Terpapar Covid-19, Ini Faktanya

Pakan yang diberikan per hari adalah 3 hingga 5 persen dari berat badan ikan. 

 Penanganan Hama dan Penyakit

Salah satu kendala dan masalah budidaya ikan patin adalah hama dan penyakit. Anda bisa memasang lampu penerangan di sekitar kolam. Hama umumnya tidak masuk jika ada sinar lampu.

Penyakit ikan patin biasanya disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen.

Penyakit noninfeksi tidak menular. Sedangkan penyakit infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen. Dengan membasmi hama dan penyakit menggunakan penanganan yang tepat, maka ikan akan tumbuh dengan baik dan kualitasnya pun akan lebih baik.

Baca Juga: Park Ji Sun dan Ibunya Ditemukan Tewas, Ini Kata Polisi

Proses Panen yang Tepat

Proses panen yang tepat juga merupkan langkah yang harus menjadi perhatian, sehingga ikan tidak mengalami cacat, luka, kematian saat panen.

Misalnya, jika anda menggunakan jala apung untuk panen, maka akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Jadi sebaiknya proses panen ikan patin, dimulai dari hilir kemudian ke hulu. ***

 

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler