Network
RINGTIMES BALI – Mari kita simak beberapa golongan orang-orang yang tidak akan diterima sholatnya oleh Allah SWT.
Bagi semua umat muslim, sholat adalah ibadah wajib yang mulia dan merupakan amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba oleh Allah SWT di akhirat nanti.
Oleh karena itu, umat muslim tidak boleh meninggalkan amalan sholat ini yang dilakukan lima kali waktu dalam sehari.
Baca Juga: 5 Golongan yang Selalu Didoakan Malaikat, Salah Satunya Tidur dalam Keadaan Suci
Rasulullah SAW bersabda:
“ada tiga kelompok yang sholatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami suatu kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan),” HR. Ibnu Majah
Berikut uraian terkait tiga golongan orang yang tidak diterima sholatnya dilansir dari kanal Youtube Doa Pedia antara lain:
1. Orang yang mengimami suatu kaum tetapi kaum itu membencinya
Barangsiapa yang menjadi imam, sementara kaumnya atau makmumnya tidak menyukai maka sholat tersebut tidak akan terangkat meskipun hanya sejengkal dari kepalanya.
Baca Juga: 4 Golongan Penghuni Neraka Meski Rajin Sholat, Salah Satunya Percaya Dukun
Menurut sebagian ulama, masuk dalam kategori imam juga adalah orang-orang yang diberikan amanah sebagai pemimpin di lingkungannya seperti ketua RT, ketua RW, kepala lurah, hingga Presiden.
Apabila pemimpin tersebut dibenci oleh warganya, maka sholatnya tidak akan Allah terima.
2. Istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya
Selanjutnya, golongan orang yang tidak diterima sholatnya yaitu seorang istri yang membiarkan suaminya marah karena tidak tepenuhi kebutuhannya, sementara ia tidur.
Baca Juga: 5 Perbuatan Buruk Penyebab Rezeki Seret, Salah Satunya Bergosip
Setiap sholat yang dikerjakan seorang istri seperti itu akan sia-sia sampai ia meminta maaf dan meredakan kemarahan suaminya.
3. Dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan)
Dua orang saudara baik saudara kandung maupun saudara seiman yang saling mendiamkan atau memutuskan hubungan.
Kedua orang tersebut tidak akan mendapatkan balasan apapun dari sholat yang dikerjakannya sampai ia berbicara atau menyambung kembali hubungan yang diputuskannya.***
