RINGTIMES BALI - Zalim merupakan perbuatan yang buruk. Bahkan termasuk akhlak yang tercela. Seorang muslim tidak diperbolehkan menganiaya atau menyakiti serta tidak diperbolehkan pula dianiaya.
Zalim dikenal juga dengan istilah bullying atau perundungan yaitu segala bentuk kekerasan atau penindasan yang dilakukan secara sengaja, baik satu orang ataupun sekelompok orang.
Seorang muslim dilarang berbuat zalim atau menganiaya orang lain. Juga dilarang untuk menerima kezaliman dari siapa pun.
Baca Juga: Ustad Adi Hidayat: Amalkan Doa Belajar Ini, Rahasia Kecerdasan yang Diajarkan Nabi Muhammad
Hal ini terjadi karena kezaliman sendiri telah diharamkan dalam kitab suci Al- Quran dan As-Sunnah dalam Hadis Riwayat Muslim No 2577, Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zalim dan perbuatan zalim itu pun Aku haramkan di antara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat zalim!”
Dalam hadis qudsi tersebut Allah menegaskan jika kezaliman termasuk perbuatan yang diharamkan. Bahkan Allah mengharamkan diri-Nya dari perlakuan zalim. Sehingga, sangat tidak relevan apabila kita berpikir Allah telah menzalimi kita.
Baca Juga: Tata Cara Meruqyah Anak yang Nakal Malas Belajar, Ijazah dari Habib Umar bin Hafidz
Macam-Macam Perbuatan Zalim
Berikut ini adalah macam-macam kezaliman menurut buku Syaikh Abu Bakar al-Jaza ‘iri (Maktabah al-Ulum wa al-Hikam:1419H)
1. Kezaliman seorang hamba pada Rabbnya
Bentuk kezaliman dalam hal ini yakni kufur kepada-Nya. Serta melakukan kesyirikan yang mana menyekutukan Allah dalam beribadah dengan memalingkan sebagian ibadah kepada selain Allah.
2. Kezaliman seorang hamba kepada sesama hamba atau makhluk Allah yang lain.
Dalam hal ini kezaliman tersebut dilakukan dengan mengganggu kehormatan, fisik, atau harta tanpa alasan yang benar.
Baca Juga: 4 Musuh Utama Manusia dalam Kehidupan Lengkap dengan Penjelasan, Bukan Hanya Setan dan Nafsu
Allah bahkan menyampaikan jika Dia akan mengambil amalan orang yang berbuat zalim dan memberikannya kepada orang yang dizalimi.
مَنْ كَانتْ عِنْدَه مَظْلمَةٌ لأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيتَحَلَّلْه ِمِنْه الْيَوْمَ قَبْلَ أَلَّا يكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ، إنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمتِهِ، وإنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سيِّئَاتِ صاحِبِهِ، فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Artinya: Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia meminta dihalalkan, sebab dinar dan dirham (di hari kiamat) tidak bermanfaat, kezalimannya harus dibalas dengan cara kebaikannya diberikan kepada saudaranya, jika ia tidak mempunyai kebaikan lagi, kejahatan kawannya diambil dan dipikulkan kepadanya."
- Kezaliman seorang hamba pada diri sendiri
Zalim kepada diri sendiri seperti merusak diri dan melumurinya dengan berbagai kejahatan, keburukan, dosa, serta kemaksiatan kepada Allah dan Rasulullah ﷺ.
Baca Juga: Guyonan Para Wali, Kisah Lucu Habib Sholeh Tanggul Menurunkan Hujan dan Dihentikan Habib Hadi
Dalam Al-Qur'an sendiri zalim disebutkan sebanyak 289 kali. Yang artinya perilaku zalim tidak boleh dianggap sepele.
Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita menjauhi perkataan, tindakan, juga perilaku zalim. Semoga dengan begini Allah menjauhkan kita dari berbagai kemudharatan dan dosa.***