Cara Membedakan Mimpi yang Benar dan Palsu Menurut Para Ulama

28 September 2021, 18:10 WIB
Mimpi adalah bunga tidur, namun masih banyak yang percaya arti sebuah mimpi.* /Pixabay /Claudio_Scott

RINGTIMES BALI – Jika kita mengkaji jenis-jenis mimpi menurut ajaran Islam, maka kita dapat membedakan mana mimpi yang benar dan mana mimpi yang palsu.

Dalam unggahan video pada kanal Youtube Cara Sunnah, Ust Dr Khalid Basalamah mengatakan bahwa mimpi yang benar adalah mimpi yang datangnya dari Allah SWT.

Syarat orang yang mendapati mimpi tersebut adalah orang yang benar-benar dekat dengan Allah SWT sesuai dengan Alquran dan Sunnah.

Baca Juga: 3 Macam Mimpi Menurut Rasulullah SAW, Amalkan Sunnah Rosul

Selama orang itu benar-benar ada di jalan Allah SWT dengan asasnya dirinya beriman kepada Allah SWT.

Beda halnya dengan hilm, hilm ini datangnya dari syaiton.

Pada konsepnya hilm ini segala sesuatu yang membuat dan keluar dari koridor dan ajaran-ajaran Allah SWT.

Baca Juga: Bukan mau Bertemu Jodoh, Ternyata Begini Tafsir Mimpi Digigit Ular

Cara membedakan antara ruqyah dan hilm adalah ketaqwaan kepada Allah dan kemaksiatan seseorang.

Jika seseorang tersebut sering mendatangi dukun atau senang melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan ajaran agama Islam, maka mimpi yang akan datang adalah hilm.

Karena Nabi Muhammad SAW telah memberi gambaran bahwasannya orang yang mimpi tidak baik, maka dia terkaget dan membaca istiadzah.

Baca Juga: 9 Arti Mimpi di Taman Menurut Ahli Tafsir, Pertanda Baik dan Buruk

Jika sesorang bermimpi mendapatkan rezeki harta tersembunyi di depan rumahnya, para ulama membagi tafsir ini menjadi dua bagian.

Jika orang tersebut adalah seorang yang taqwa dan menjaga ibadahnya dan tidak ada pelanggaran syirik, lantas hal tersebut adalah murni pemberian Allah SWT.

Namun jika orang tersebut adalah orang yang ahli maksiat dan mendapatkan mimpi ini, artinya ini adalah cara syaiton agar dirinya lebih membuat kekufuran.

Sebagaimana sabda Nabi dalam sebuah hadist yang shahih :

“Kalau seandainya engkau melihat nikmat berlimpah pada seorang hamba sementara dia bermaksiat, maka sesungguhnya itu adalah tadarruj".***

Editor: Suci Annisa Caroline

Tags

Terkini

Terpopuler