Hitungan Weton Jodoh Menurut Pandangan Islam dan Kejawen

15 Juni 2021, 16:56 WIB
Hitungan weton jodoh menurut Islam dan Kejawen /

RINGTIMES BALI - Dalam tradisi masyarakat Jawa, jodoh atau pernikahan sering kali dihitung berdasarkan weton.

Dalam perhitungan weton ada istilah neptu yang merupakan rumus Jawa untuk menentukan ramalan berdasarkan hari dan pasaran.

Kecocokan weton atau neptu antara suami dan istri ini diyakini akan berpengaruh pada masa depan rumah tangga yang berkaitan.

Baca Juga: Weton Selasa Pahing Dalam Primbon Jawa, Ramalan Watak, Rejeki, Pekerjaan dan Jodoh

Jika neptu tidak cocok akan mengalami masalah rumah tangga dan hubungan keduanya tidak bisa langgeng.

Berdasarkan pengalaman, sebut saja Umi Zaenab, dikisahkan ia disarankan untuk menemui orang pintar terkenal yang mempunyai ilmu kejawen.

Zaenab sesungguhnya tidak percaya hal seperti itu, namun atas desakan orang tuanya ia pun dengan berat hati menemui orang pintar itu.

Baca Juga: Ramalan Watak, Jodoh, dan Rezeki Wanita Weton Selasa Pahing Menurut Primbon Jawa

Saat weton selesai dihitung ternyata wetonnya tidak cocok dan neptunya ketemu 25.

Menurut orang pintar neptu dengan hasil 25 tidak akan beruntung dalam pernikahan.

Pernikahan ini akan mengalami nasib balai kedawang, bala sendiri bermakna pendopo atau teras, dan kedawang bermakna seperti kejatuhan.

Jadi gambaran pernikahannya seperti pendopo yang jatuh. Pendopo sendiri tempat keluar masuk orang-orang, yang diartikan akan banyak masalah yang datang silih berganti.

Baca Juga: Ramalan Watak, Jodoh, dan Rezeki Kelahiran Selasa Pahing Menurut Kalender Bali

Untuk meminimalkan masalah yang terjadi di masa mendatang Zaenab disuruh untuk melakukan ruwatan dengan segudang syarat dan ritual tertentu yang nyatanya bisa menangkal kesialan dikemudian hari akibat ketidakcocokan tersebut.

Zaenab tidak percaya dengan hal seperti itu, namun oleh orang tuanya dipaksa untuk melakukan ruwatan. Itulah sedikit ceritanya.

Nah lantas bagaimana pandangan Islam mengenai weton jodoh ini, menurut Ummi Saroh sebagaimana dilansir dari kanal YouTube pribadinya mengatakan, dalam pandangan Islam selama tidak bertentangan dengan akidah Islam sebuah budaya tidak harus ditinggalkan.

Baca Juga: 6 Cara Buat Pasangan Makin Sayang dan Takut Kehilangan Meski sedang LDR

Dalam hal mencari hari baik untuk pernikahan misalnya, pemilihan hari adalah sebuah kebebasan bagi manusia, Islam hanya mengajarkan bahwa semua hari adalah baik dan selanjutnya terserah manusia untuk memilih yang mana.

Islam sangat menghormati budaya selama tidak bertentangan dengan akidah, ia pun tidak sepakat bila ada cap musyrik bagi mereka yang mempercayai hitungan jodoh.

Dalam hadis sudah dijelaskan jika memilih pasangan harus memperhatikan bibit, bebet, dan bobot.

Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa Selasa, 15 Juni 2021 Berdasarkan Kalender Bali

Dan dalam surat An-Nur ayat 26 bahwa wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita yang keji pula.

Dan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula.

Sedangkan dalam hitungan Jawa, orang Jawa sangat memegang teguh hitungan weton jodoh, tidak ragu si Zaenab tadi dianjurkan untuk memperhatikan hitungan jodoh walaupun Zaenab tidak percaya.

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh Minggu Kliwon dengan Sabtu Legi Menurut Primbon Jawa

Demikian baik dan buruknya ramalan weton jodoh tidak jadikan patokan karena yang penting adalah kamu dan pasangan menjaga keharmonisan rumah tangga dan melewati berbagai tantangan hidup dengan tegar.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler