Sejarah Kerajaan Siak di Sumatra Utara, Salah Satu Bukti Islam di Indonesia

- 23 Mei 2022, 21:08 WIB
Sejarah Kerajaan Siak di Sumatra Utara, Salah Satu Bukti Islam di Indonesia.
Sejarah Kerajaan Siak di Sumatra Utara, Salah Satu Bukti Islam di Indonesia. /Dok. Kebudayaan.kemdikbud.go.id

RINGTIMES BALI - Sejarah Kerajaan Siak yang saat ini merupakan cagar budaya di BPCB Sumatra Barat ini menjadi salah satu tempat yang bersejarah.

Sejarah Kerajaan Siak berada pada tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah ini merupakan salah satu bukti interaksi Islam di Indonesia.

Pada saat itu, Islam mendarat di Indonesia yang didukung oleh pelayaran yang memiliki interaksi dengan dunia luar.

Baca Juga: Sejarah Keraton Kaibon Banten Lama, Tempat Wisata yang Menarik Perhatian

Sehingga pada abat ke 18 hingga 19 Kerajaan Siak tercatat dalam Tomi Pirah dan Kitab Nagarakartagama.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah mendirikan Kerajaan Siak karena ingin balas dendam atas kematian ayahnya oleh Magat Sri Rama.

Dendam yang dimiliki Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah tidak membuahkan hasil karena bendahara kerajaan berkhianat.

Baca Juga: Sejarah Benteng Fort Rotterdam, Ikon Kota Makassar

Akibatnya, keinginan Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah untuk mengambil Kesultanan Johor hilang karena persekutan Bugis dan Bangsawan Johor.

Persekutuan tersebut disebabkan garis keturunan Johor membuat kehidupan dari Raja Kecil tidak harmonis karena perbutan tahta.

Pada tahun 1723, Raja Kecik mendirikan negeri bari di tepi Sungai Buantan (anak Sungai Siak). 

Baca Juga: Sejarah Hubungan Indonesia Australia, Kerjasama Bilateral Sejak Kemerdekaan Hingga Sekarang

Kedudukan Raja Siak pada saat itu tidak tetap karena perpindahan dari Buantan ke Mempura lalu Senapelan Pekanbaru dan kembali ke Mempura hingga menetap di Kota Siak Sri Indrapura.

Raja Kecil atau yang dikenal sebagai Baginda Marhum Buantan wafat pada 1746 dan digantikan oleh Sultan Muhammad Abdul Jalil Jalaludin Syah. Hingga diteruskan pada keturunan ketiga yaitu Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaludin Syah yang berpinda ke Siak Sri Indrapura.

Kepemimpinan Kerajaan Siak terus berjalan hingga pada Raja terakhir bernama Sultan Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin atau Tengku Sulung Syarief Kasim atau Kasim II yang menjabat pada 1997. Kasim II di tahun 1997 mendapatkan gelar kehormatan sebagai pahlawan Nasional.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Puputan Margarana Pimpinan I Gusti Ngurah Rai

Berdasarkan data BPCP Sumatra Barat, konstruksi istana dibangun pada 1889 saat kepemimpinan Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuffin (1889-1908).

Istana ini memiliki keunikan tersendiri dari bentuknya yang segiempat merupakan perpaduan sentuhan Melayu, Arab, dan Eropa. Pada setiap sudut bangunan terdapat plar dengan corak bulat yang dihiasi burung garuda.

Selain itu, pindu dan jendelanya berbentuk kubah dan memiliki ornamen kaca. Ruangan pada istana cukup banya, dimana terdapat 6 ruangan di laintai bawah dan sembilan ruangan di lantai atas.

Sat ini Istana Siak Sri Indrapura atau Kerajaan Siak difungsikan sebagai museum untuk menyimpan peninggalan raja Siak.***

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah