Gigi Naga, Strategi Jerman Halau Kekuatan Tank Sekutu Pada Masa Perang Dunia 2

- 11 November 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi strategi pertahanan Jerman, Gigi Naga dalam halaui tank sekutu pada perang dunia 2
Ilustrasi strategi pertahanan Jerman, Gigi Naga dalam halaui tank sekutu pada perang dunia 2 /PIXABAY/janeb13

RINGTIMES BALI – Setelah kegagalan offensif Jerman dalam menaklukan Uni Soviet dan Inggris pada masa perang dunia ke 2, Jerman mulai memikirkan strategi pertahananya.

Selain dengan membangun tembok atlantik pada sekitar pesisir pantai Eropa Barat, Hitler juga mengharapkan pencegahan serangan tank khususnya berasal dari Uni Soviet.

Hal ini diketahui bahwa perkembangan teknologi Uni Soviet pada era perang dunia 2 terus berkembang semakin canggih, kuat serta cepat.

Baca Juga: Sejarah Perang Dingin Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

Salah satu ide yang tergolong sedikit berbeda yaitu dengan membuat penghalang-penghalang dari bawah tanah.

Penghalang tersebut pertama kali digunakan selama perang dunia 2 terutama oleh Eropa yang dikenal dengan sebutan Gigi Naga.

Gigi Naga merupakan benteng piramida yang memiliki ukuran kecil, terbuat dari beton dan disusun banyak pada baris yang tidak teratur.

Baca Juga: Sejarah Kapal Penjelajah Terbesar di Belahan Bumi Selatan Milik Indonesia

Dilansir dari kanal Youtube Sapi Betina pada 11 November 2021, tujuan dari Gigi Naga ini adalah memperlambat pergerakan tank atau menggiring tank ke zona dimana tank tersebut dapat dihancurkan.

Jerman memanfaatkan Gigi Naga ini secara luas dengan jarak hingga ratusan kilometer dan pembangunan rintangan lainnya di jalur Siegfried dan tembok atlantik.

Gigi Naga ini tidak hanya dibuat oleh Jerman saja, namun juga dikembangkan oleh negara lain seperti Prancis pada pembangunan jalur Maginot.

Baca Juga: Dau Tranh, Taktik Rahasia Vietnam Utara Melawan Amerika pada Masa Perang

Tidak hanya itu, Inggris juga sempat membuat Gigi Naga pada persipana menyambut inflasi Jerman.

Pada pembangunan Gigi Naga biasanya mencapai 4 atau 5 baris dengan jarak sekitar dua meter. Tiap satu gigi terkadang dibuat 90 sampai 120 cm tergantung dengan model yang tepat.

Untuk mempersulit musuh, diantara gigi-gigi tersebut kadang dipasang ranjau darat. Jadi, apabila tank atau kendaraan lapis baja memaksa untuk merobos, maka ranjau tersebut akan menghancurkannya.

Baca Juga: Pentingnya Strategi Pertahanan Militer dalam Negara Kepulauan

Tidak hanya ranjau, kadang diselipkan kawat berduri dengan tujuan menghalangi infanteri atau balok baja dan ditempat secara diagonal untuk menghambat laju tank.

Namun, sebenernya pada pertempuran, pertahanan ini terbukti kurang efektif dan mudah dihancurkan dengan kendaraan khusus.

Akan tetepi, jika mengerahkannya pada jumlah yang tepat, misalkan dengan jumlah ribuan, maka hal ini dapat mengulur waktu pasukan musuh.

 Baca Juga: Sejarah Terciptanya Bubuk Mesiu sebagai Senjata Api Peledak Tertua di Dunia

Dikarenakan dibangun pada jumlah yang besar, hingga saat ini ribuan Gigi Naga masih bisa dilihat, selain di Siegfried dan Mariot, ditemukan pada beberapa wilayah Selandia Baru.

Gigi Naga juga terdapat pada beberapa daerah garis perbatasan zona demiliterisasi Korea serta sisi timur tembok Berlin.***

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah