Sejarah Perang Dingin Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

- 11 November 2021, 07:00 WIB
Sejarah Perang Dingin Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
Sejarah Perang Dingin Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet /tangkap layar YouTube Military History/

RINGTIMES BALI - Negara Uni Soviet memiliki sejarah yang kelam dengan Amerika Serikat dimana keduanya pernah terlibat perang dingin untuk jangka waktu yang lama. Seperti apa kisahnya simak di artikel.

Untuk diketahui bersama, akibat perang dingin ini beberapa negara memilih untuk memihak salah satu dari dua negara adidaya ini, sementara yang lainnya memilih untuk tetap netral dengan mendirikan Gerakan Non-Blok. Dimana Indonesia menjadi salah satunya.

Perang dingin itu kini lebih terlihat seperti persaingan ideologi antara sosialisme dan komunisme yang dipimpin oleh Uni Soviet melawan liberalisme dan kapitalisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Akhir Perang Dunia II Jatuhnya Berlin di Tangan Uni Soviet

Persaingan ideologi ini kemudian diikuti oleh persaingan di aspek yang lain seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. Daripada terlibat langsung, dua negara adidaya ini berperang di wilayah negara klien.

Dan berikut sejarah terciptanya Perang Dingin Amerika Serikat melawan Uni Soviet dikutip dari kanal YouTube Military History.

Sejarah Nazi dan aliansi fasisme hancur di Perang dunia (PD) kedua yang membuat penduduk dunia berharap akan terciptanya perdamaian sejati.

Namun kemenangan Amerika dan Soviet di Perang Dunia Kedua hanya melahirkan konflik baru dan perdamaian yang semu.

Dua negara adidaya ini justru malah membawa dunia ke babak perang baru yaitu Perang Dingin, penyebabnya tidak terlepas dari pertemuan para pemimpin dunia di beberapa konferensi.

Baca Juga: Putin Ingatkan AS Ikuti Jejak Uni Soviet jika Ancam Negara Lain

Ketika konferensi Postdam pada Juli 1945, perbedaan pendapat antara pemimpin dunia tentang Eropa Timur muncul kembali.

Presiden Amerika Serikat kala itu, Harry S. Truman, memiliki perbedaan kebijakan yang berbeda dengan presiden sebelumnya, Franklin Delano Roosevelt dia berpendapat agar menciptakan pemungutan suara yang bebas di semua negara di Eropa Timur.

Pendapatnya itu dilaporkan mewakili rakyat dari Amerika Serikat yang terpengaruh oleh perang suci melawan Hitler dan Naziisme dan warga Eropa Timur yang masih diduduki oleh Soviet yang ingin pemungutan suara bebas.

Namun pendapat itu dipatahkan oleh Stalin, diktator komunis itu berpendapat bahwa pemerintahan yang dibangun dengan pemungutan suara bebas, di Eropa Timur akan memunculkan paham Soviet.

Perang Dingin adalah persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang memperebutkan pengaruh negara-negara lain.

Baca Juga: Memanas di Laut China Selatan AS Kalah, Simak Perbandingan Kekuatan Militer Amerika VS Tiongkok 2021

Tidak seperti perang dunia kedua, perang ini tidak melibatkan serangan militer langsung, namun keduanya bersaing dalam politik, ekonomi dan propaganda.

Disebutkan ada sejumlah terori yang meyakini jika perang dingin dipicu langkah yang diambil Amerika dan Soviet menjelang berakhirnya PD II tahun 1945.

Saat itu, Amerika memenangkan PD II setelah meluncurkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki Jepang, AS menang dan muncul sebagai negara pemenang dari Blok Sekutu. Hal inilah yang menyebabkan AS menjadi negara adi daya unggul dalam PD II di Eropa.

Namun tidak hanya Amerika yang menang dalam PD II di blok sekutu, Soviet yang berasal dari blok yang sama juga unggul di PD II lewat tentara murahnya.

Uni Soviet membebaskan negara di Eropa Timur dari pendudukan pasukan NAZI. Namun setelah dibebaskan Soviet menancapkan pengaruh komunismenya di negara - negara itu.

Baca Juga: 5 Negara dengan Jumlah Tentara Angkatan Darat Terbesar di Dunia 2021, Amerika Rusia Kalah dari China

Sejarah Perang Dingin diawali dengan didirikannya Tembok Berlin yang membagi Jerman Barat dengan Jerman Timur tahun 1946.

Bahkan PM Inggris menjuluki tembok ini sebagai Iron Curtain atau Tirai Besi. Dengan adanya tembok Berlin ini membuat rakyat Amerika mengutuk sikap Stalin dan Soviet.

Dengan adanya tembok Berlin inilah yang memunculkan reaksi keras dari AS, tidak hanya AS, Soviet pun bereaksi ia mulai menancapkan pengaruh komunisme di sejumlah negara

Tahap I Perang Dingin pertama terjadi tahun 1947 - 1953

Dimasa ini ada beberapa kejadian di Eropa. Seperti doktrin truman, politik containing Berlin, rencana Marshal, kebangkitan komunis di Cekoslovakia.

BErdirinya organisasi militer NATO yang merupakan aliansi militer Blok barat.

Untuk diketahui ada 2 kejadian yang menyedot perhatian pubblik kala itu di Asia yaitu dengan menangnya Mao Zedong dan Cina Komunis.

Baca Juga: 5 Negara dengan Jumlah Tentara Angkatan Darat Terbesar di Dunia 2021, Amerika Rusia Kalah dari China

Tahap Perang Dingin Kedua terjadi tahun 1953 - 1956

Pada masa ini terjadi pemberontakan komunis di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro dan Che Guevara yang berhasil menggulingkan rezim Fulgencio Batista.

Kemenangan ini membuat AS mengembargo Kuba. Saat itulah, NATO mulai berekspansi sehingga meletuslah perang di Indocina, krisis di Matsu, Quemoy dan Suez.

Tahun 1955 terbentulah pakta warsawa yang merupakan tandingan dari NATO. Pakta Warsawa merupakan perjanjian militer antara negara-negara Eropa Timur yang berhaluan komunis.

Tahap Perang Dingin ketiga tahun 1956 - 1958

Saat itu terjadi pemberontakan komunis di Hungaria pada tahun 1956, Uni Soviet berhasil memadamkan pemberontakan ini. Amerika marah akan tindakan Soviet hingga hubungan memanas.

Selain itu terjadi krisis di dunia Arab seperti di Lebanon, Yordania dan Irak. Krisis juga terjadi dua kali antara Taiwan dengan RRC.

Baca Juga: 7 Peralatan Militer Canggih Modern yang Dimiliki Tentara dan Polisi Dunia 2021

Tahap Perang Dingin keempat tahun 1958 - 1962.

Tahun 1959 terbentuklah tirai bambu yang merupakan garis demarkasi antara China yang menganut komunis dengan negara anti komunis.

Soviet juga menambah dukungan untuk pasukan Vietnam Utara. Krisis Laos juga terjadi yang berhubungan dengan perang Vietnam yang berhasil menggulingkan kerajaan Laos.

Pada tahun 1962 terjadi krisis rudal Kuba, ini terjadi karena Amerika rudal balistiknya di Italia dan Turki. Dilaporkan lebih dari 100 rudal buatan Amerika ini mampu menjangkau Moskow kala itu.

Sejarah Perang Dingin Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
Sejarah Perang Dingin Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

Sebagai aksi balasan Soviet menaruh rudalnya di Kuba. Krisis rudal ini nyaris saja membawa dunia ke perang nuklir.

Namun keduanya sepakat menarik rudal di masing - masing negara yang sebelumnya mereka duduki, seperti Amerika mencabut rudalnya di Italia dan Turki. Soviet pun setuju mencabut rudalnya di Belgia.

Amerika kemudian berjanji tidak akan menginvasi Kuba tanpa provokasi langsung. China dan Soviet pun akhirnya terjadi masalah, kedua negara komunis itu sempat berpisah di tahun 1956 hingga 1966 karena perbedaan dalam menafsirkan Marxis - Leninisme.

Baca Juga: Jumlah Tentara Amerika Kalah dari China, Dana Militer AS Terbesar di Dunia

Tahap Perang Dingin kelima tahun 1962 - 1985

Di tahun 1966 terjadi perbedaan pendapat. Pakta Warsawa juga sempat melakukan serangan ke Cekoslovakia untuk menormalisasi kedaan.

Tahun 1979 Uni Soviet menyerang Afganistan. Konflik ini berakhir di tahun 1989 dan memaksa Soviet menarik kembali pasukannya.

Ada beberapa kejadian sebelum Perang Dingin berakhir. Masalah Berlin Barat sudah selesai pada tahun 1970 keadaan antar negara di dunia sudah membaik dan konflik berkurang.

Tahun 1971 masalah di Berlin barat sudah selesai, Inggris bergabung ke Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).

Amerika dan Soviet menandatangani perjanjian SALT I dan SALT II untuk mengurangi persenjataan strategis.

Barat berhasil memperbaiki hubungannya dengan China. Ronald Reagan yang berhasil berdialog dengan Mikhail Gorbachev dan Deng Xiaoping yang berhasil melakukan reformasi ekonomi pasca Mao Zedong meninggal.

Dia menerapkan politik Glasnot yang berarti keterbukaan atau transparansi. Uni Soviet mulai berubah ketika Mikhail Gorbachev ditunjuk oleh Komite sentral partai komunis Soviet menjadi sekretaris jendral.

Baca Juga: Kapal Perang China dan Rusia Adakan Patroli Bersama di Samudra Pasifik

Sejak Gorbachev menjabat banyak perubahan terjadi seperti Soviet menarik dukungan pasukannya di seluruh dunia. memperbaiki hubungan dengan China, mengutuk invasi Irak atas Kuwait, memperbaiki hubungan dengan Israel. dan menghentikan bantuan kepada Kuba.

Amerika terus melakukan pembicaraan intensif, dua negara ini berdialog di Malta dan mendeklarasikan berakhirnya Perang Dingin.

Kemudian dialog berlanjut di kapal layar Soviet bernama Maxim Gorky, dua negara adidaya ini setuju untuk mengurangi kekuatan militer senjata di Eropa.

Akhir tahun tepatnya November 1989, tembok Berlin atau tirai besi runtuh, bubarnya pakta Warsawa pada tahun 1991 menandai runtuhnya blok komunis atau blok timur.

Kebijakan kebijakan politik yang dilakukan Mikhail Gorbachev menuntun runtuhnya Uni Soviet.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x