Sejarah Lawang Sewu Pada Masa Kolonial Belanda

13 Mei 2022, 19:49 WIB
Sejarah Lawang Sewu yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. /Dok. cagarbudaya.kemdikbud.go.id


RINGTKMES BALI -
Berikut sejarah Lawang Sewu yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dari 27 Februari 1904 sampai 1 Juli 1907.

Dikutip dari laman cagar budaya Kemendikbud, Lawang Sewu didirikan sebagai Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta (Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij-NIS).

Berdirinya bangunan ini sebagai bukti awal sejarah perkembangan perkeretaapian di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia dan China, Awal Hingga Perbaikan Tahun 2000

Lawang Sewu terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan yang pertaman adalah rumah penjaga (gedung D/concierge) dan percetakan (gedung C) yang digunakan sebagai bangunan direksi.

Pembangunan bangunan utama (gedung A) masih harus menunggu perbaikan tanah dan mengganti dengan lapisan pasir volkanis.

Pada tanggal 1 Juli 1907 gedung A, gedung C, gedung D, dan gedung G selesai dibangun.

Baca Juga: Mengintip Pesona Wisata Pura Goa Lawah Klungkung yang Punya Sejarah Menarik

Pada tahun 1916 gedung B dibangun dengan menggunakan konstruksi beton bertulang dan selesai pada 1918.

Pada masa perang kemerdekaan, Lawang Sewu memiliki catatan sejarah tersendiri, yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang (tanggal 14 Oktober - 19 Oktober 1945).

Gedung ini diperebutkan antara AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) dengan tentara Jepang sebelum tentara sekutu datang.

Pada tahun 1942-1945 Lawang Sewu diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai Kantor Riyuku Sokyoku (Jawatan Transportasi Jepang).

Baca Juga: Pembahasan Sejarah Kelas 11 Halaman 206 Bab 7, Latih Uji Kompetensi Antara Perang dan Diplomasi Semester 2

Tahun 1945 Lawang Sewu menjadi Kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia).

Tahun 1946 Lawang Sewu dipergunakan sebagai markas tentara Belanda sehingga kegiatan perkantoran DKARI pindah ke bekas de Zustermaatschappijen.

Setelah pengakuan kedaulatan RI tahun 1949 digunakan Kodam IV Diponegoro, dan pada tahun 1994 Lawang Sewu diserahkan kembali kepada kereta api melalui Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) yang kemudian statusnya berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).***

Editor: Rian Ade Maulana

Sumber: Cagar Budaya Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler