RINGTIMES BALI - Simak sejarah Kupatan bagi masyarakat Jawa, filosopi hingga makna tersembunyi.
Kupatan atau yang dikenal dengan Ketupat adalah salah satu menu khas lebaran yang selalu dihidangkan di meja.
Menurut catatan Sejarah, Kupatan pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Saat itu dia memperkenalkan dua istilah Bakda kepada masyarakat Jawa, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Baca Juga: Sejarah Pesawat Sukhoi Superjet Tabrak Gunung Salak Tanggal 9 Mei
Bakda Lebaran dipahami dengan prosesi pelaksanaan sholat Ied pada 1 Syawal hingga tradisi saling kunjung dan saling maaf-memaafkan sesama muslim, sedangkan Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran.
Melansir dari Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat IAIN Surakarta, sejarah kupatan pada awalnya dipraktikkan oleh masyarakat di daerah Durenan, Trenggalek, Jawa Timur, hingga saat ini tradisi Lebaran Ketupat masih tetap dilestarikan.
Sekarang, tradisi Lebaran Ketupat tidak hanya diperingati di daerah Durenan saja. Namun tradisi Kupatan sudah terbilang umum dilakukan di daerah Jawa Timur.
Seperti halnya di Surabaya, yang dikutip dari Kemdikbud, tradisi Kupatan di Surabaya dilakukan di masjid atau musholla.
Para warga yang mengikuti tradisi tersebut, akan membawa ketupat masing-masing dari rumah, lalu melakukan selamatan atau yang biasa disebut bancakan dalam tradisi Jawa.
Ketupat yang digunakan saat Lebaran ialah Kupatan yang dibuat menggunakan daun janur yang dibentuk persegi. Kemudian diisi dengan beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa lalu dikukus hingga matang.
Baca Juga: Penyebar Hoaks Manipulasi Berita Pikiran Rakyat, Menang Difitnah Ikhlaskan Dana Haji untuk IKN
Dalam perayaan Kupatan, ketupat akan disantap dengan berbagai hidangan seperti lodeh, kare, sambal goreng ati, opor ayam atau sapi.
Filosopi dan Makna Ketupat
Ketupat memiliki warna isi berwarna putih yang melambangkan kesucian hati setelah kita meminta maaf atas atas kesalahan yang dilakukan pada orang lain.
Daun janur yang dipakai untuk membuat Kupatan berarti jatining nur atau hati nurani.
Beras untuk membuat Ketupat berarti hawa nafsu manusia.
Jadi, arti ketupat secara umum yaitu nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.***