Network
RINGTIMES BALI - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Bali menggelar acara kebaktian misa kudus bersama umat kristiani, Kamis (31/8/2023) malam, bertempat di ballroom lantai 3 DPW Partai NasDem Bali, Jalan Cok Agung Tresna, Renon, Denpasar.
Misa kudus yang dipimpin Pastor Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, Romo Herman Yoseph Babey, Pr, diikuti sebanyak 300 lebih umat kristiani dari berbagai kalangan se-Kota Denpasar.
"Selain dihadiri ratusan umat, kebaktian ini juga diikuti calon legislatif (caleg) beragama katolik NasDem serta dari beberapa partai politik lainnya. Hal ini guna mempertegas semangat NasDem untuk menyatukan kebersamaan dalam keberagaman," ungkap Sekretaris DPW NasDem Bali, Nyoman Winatha didampingi Wakabid Media dan Komunikasi Publik NasDem Bali, Agustinus Dei, seusai kebaktian misa kudus.
Dengan kehadiran caleg dari parpol lainnya, Winatha memuji rasa kebersamaan yang dimaksud sukses terealiasasi. Dia pun mengapresiasi sebagai upaya agar kemerdekaan dalam berpartai politik tetaplah terjaga.
"Meskipun berbeda warna, namun kita adalah sesama anak bangsa yang wajib menjunjung tinggi pluralisme, agar menyambut tahun politik selalu terjalin kedamaian di setiap kontestan parpol," ujarnya.
Lebih lanjut politisi asal Desa Palasari, Melaya, Kabupaten Jembrana ini berharap momen rasa syukur kebersamaan dalam keberagaman ini, bisa menjadi tali persaudaraan yang tidak hanya dikalangan kader serta simpatisan Partai NasDem, namun tali persaudaraan ini bisa terjalin di setiap elemen partai politik lainnya.
"Semoga momen kebersamaan ini bisa terus terjaga, demi terwujudnya Pemilu yang aman dan damai di tahun 2024 mendatang," harap Winatha.
Disisi lain, Wakabid Media dan Komunikasi Publik NasDem Bali, Agustinus Dei menyatakan, sebagai pemilik gedung partai politik "termegah" di Pulau Dewata, NasDem Bali selalu membuka pintu selebar-lebarnya untuk semua elemen masyarakat tanpa memandang suku, ras ataupun agamanya. Hal ini sesuai perintah langsung Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
"Karena gedung megah ini adalah milik masyarakat, milik publik di Bali. Jadi siapa pun bisa menggunakan untuk kepentingan umum yang non komersial," tandas politisi yang juga akademisi ini.***
