Network
RINGTIMES BALI - Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai, tawaran gagasan perubahan Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, akan membuat Partai NasDem dilema.
Pasalnya, hingga kini partai besutan Surya Paloh itu masih berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dilema ini tentu bakal menyulitkan Anies dan NasDem dalam memperkuat sikapnya karena resikonya dua narasi itu tidak saling bertemu. Sebab secara elite ide ini sudah membangun tesis dan antitesis sendiri sehingga antara Jokowi dan Anies tidak bisa disatukan. Selain itu, dari sisi pemilih kedua isu ini bakal saling berseberangan," kata Arifki dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Kamis 11 Mei 2023.
Lebih lanjut Arifki mengatakan, gagasan perubahan yang diinisiasi oleh Anies tentu menarik karena bertujuan untuk mengambil basis pemilih yang kontra dengan pemerintahan Jokowi. Akan tetapi menurutnya, agar gagasan perubahannya lebih kuat diminati masyarakat tentunya dengan menunggu NasDem keluar dari pemerintahan Jokowi.
"Jika Nasdem tidak lagi di pemerintahan Jokowi maka Anies bakal terang benderang mengkampanyekan, bahwa ia sebagai bagian yang beda dari pemerintahan Jokowi pasca 2024," ucapnya.
Meski demikian, Arifki menambahkan akan sangat sulit bagi NasDem saat ini untuk berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Sebabnya NasDem memiliki jasa dalam membesarkan Jokowi hingga terpilih sebagai presiden selama dua periode.
“Keluar dan dipecatnya NasDem di pemerintahan Jokowi tidak lah perkara mudah. Baik itu dari sisi Jokowi atau pun dari sudut pandang NasDem. Risiko dan narasi yang terbangun bakal saling merugikan jika salah memilih antara keluar sendiri atau dipecat," paparnya.***
Baca Juga: Survei SPIN: Elektabilitas Prabowo Ungguli Ganjar dan Anies
