Gerakan Perlawanan Myanmar Serukan Bentrokan Nasional Lawan Militer

- 7 September 2021, 20:50 WIB
Sekelompok perempuan membawa obor saat mereka melakukan protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (14/7/2021).
Sekelompok perempuan membawa obor saat mereka melakukan protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (14/7/2021). /STRINGER/REUTERS

Sat ini tidak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas perlawanan, meskipun beberapa kelompok mahasiswa dan organisasi etnis bersenjata menyatakan solidaritas.

Baca Juga: Myanmar Tolak Resolusi PBB soal Embargo Senjata

Pemerintah Persatuan Nasional populer di Myanmar, tetapi kekuatan dan pengaruhnya yang sebenarnya sulit diukur.

Ini telah sering mengeluarkan proklamasi dan pernyataan kebijakan yang menyatakan pemerintah militer dan tindakannya tidak sah dan ilegal, tetapi mereka hanya memiliki sedikit efek di dunia nyata.

Ia tidak menguasai seluruh wilayah, dan juga tidak secara langsung mengendalikan angkatan bersenjata apa pun dan tidak memperoleh pengakuan diplomatik dari negara-negara asing.

Baca Juga: Thuzar Wint Lwin Asal Myanmar Sabet Best National Costume di Miss Universe 2020 meski Kenakan Kostum Pengganti

Seluruh Anggota Kabinet bayangannya kini tengah bersembunyi di dalam Myanmar dan di pengasingan.

Duwa Lashi La meminta milisi etnis, beberapa di antaranya telah menyatakan diri mereka bersekutu dengan perlawanan, untuk segera menyerang pasukan pemerintah.

Duwa Lashi La menyerukan revolusi rakyat dan meminta semua tentara dan polisi untuk bergabung dengan pasukan pertahanan rakyat.***

Halaman:

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x