BMKG Ungkap Fenomena Suhu Dingin di Indonesia

- 7 Juli 2021, 06:43 WIB
BMK mengungkap fenomena suhu dingin di Indonesia yang disebakan oleh beberapa faktor alamiah.
BMK mengungkap fenomena suhu dingin di Indonesia yang disebakan oleh beberapa faktor alamiah. /Aryadi Darwanto/Humas Provinsi Jawa Tengah

RINGTIMES BALI – BMKG mengungkap suhu dingin yang biasa terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada bulan Juli hingga Agustus.

Dilansir dari laman bmkg.go.id, fenomena suhu dingin adalah fenomena alamiah yang biasa terjadi di puncak musim kemarau yang disebut aphelion.

"Fenomena aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada bulan Juli. Pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau,” ungkap Drs. Mulyono R. Prabowo, M.Sc selaku Deputi Bidang Meteorologi.

Baca Juga: BMKG Bali Beri Peringatan Waspada Gelombang Laut Tinggi hingga 4 Meter di Lokasi Berikut

“Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia,” tambahnya.

Selain itu hawa dingin juga disebabkan adanya kandungan uap di atmosfer cukup sedikit. Hal ini dapat terlihat dari tutupan awan yang tidak terjadi secara signifikan.

Jika dilihat secara fisik uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas.

Baca Juga: Siklon Tropis Landa Wilayah Utara Indonesia, BMKG Imbau Warga Tidak Panik

Rendahnya uap di atmosfer dapat menyebabkan energi radiasi dari bumi ke luar angkasa tidak tersimpan di atmosfer pada malam hari.

Dengan begitu energi untuk meningkatkan suhu di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak terjadi secara signifikan.

Kondisi itulah yang menyebabkan suhu dingin di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau biasa disebut musim peralihan.

Baca Juga: BMKG Minta Masyarakat Jawa Timur Waspadai Potensi Banjir Bandang Setelah Gempa

Selain dua hal itu, suhu dingin juga disebabkan oleh musim dingin di Australia di bulan Juli yang memiliki sifat massa udara berkarakter dingin dan kering.

Massa udara tersebut akhirnya bergerak menuju Indonesia yang menyebabkan penurunan suhu udara di malam hari. Fenomena ini yang disebut dengan Monsoon dingin Australia.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah