Gerakan Perlawanan Myanmar Serukan Bentrokan Nasional Lawan Militer

7 September 2021, 20:50 WIB
Sekelompok perempuan membawa obor saat mereka melakukan protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (14/7/2021). /STRINGER/REUTERS

RINGTIMES BALI – Sebuah gerakan perlawanan Myanmar menyerukan pemberontakan nasional untuk melawan pemerintah militer.

Kelompok bawah tanah yang tidak disebut namanya tersebut mengoordinasikan perlawanan terhadap pemerintah militer Myanmar pada hari Selasa waku setempat.

Pemerintah Persatuan Nasional memandang dirinya sebagai pemerintahan bayangan yang isinya terdiri dari legislator yang tersisihkan ketika militer merebut kekuasaan pada Februari.

Baca Juga: PBB Sebut 230 Ribu Orang Mengungsi Akibat Kekerasan di Myanmar

Dilansir dari Korea Times, pejabat presiden kelompok itu Duwa Lashi La menyerukan pemberontakan di setiap desa, kota dan kota di seluruh negeri.

Hal itu ia serukan mealui video di Facebook dan pada saat yang samaia juga menyatakan apa yang disebutnya keadaan darurat

Myanmar dilanda kerusuhan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi, dengan pemberontakan tingkat rendah di banyak banyak daerah.

Baca Juga: Pemimpin Militer Myanmar Terbang ke Moskow Usai Tolak Embargo Senjata PBB

Terjadi pertempuran yang lebih serius di daerah pedesaan, terutama di daerah perbatasan di mana milisi etnis minoritas juga ikut terlibat dalam bentrokan serius.

Perdana Menteri pemerintah bayangan, Mahn Winn Khaing Thann, mengatakan bahwa langkah itu diambil karena perubahan keadaanyang mengharuskan penghapusan total pemerintah militer.

Sat ini tidak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas perlawanan, meskipun beberapa kelompok mahasiswa dan organisasi etnis bersenjata menyatakan solidaritas.

Baca Juga: Myanmar Tolak Resolusi PBB soal Embargo Senjata

Pemerintah Persatuan Nasional populer di Myanmar, tetapi kekuatan dan pengaruhnya yang sebenarnya sulit diukur.

Ini telah sering mengeluarkan proklamasi dan pernyataan kebijakan yang menyatakan pemerintah militer dan tindakannya tidak sah dan ilegal, tetapi mereka hanya memiliki sedikit efek di dunia nyata.

Ia tidak menguasai seluruh wilayah, dan juga tidak secara langsung mengendalikan angkatan bersenjata apa pun dan tidak memperoleh pengakuan diplomatik dari negara-negara asing.

Baca Juga: Thuzar Wint Lwin Asal Myanmar Sabet Best National Costume di Miss Universe 2020 meski Kenakan Kostum Pengganti

Seluruh Anggota Kabinet bayangannya kini tengah bersembunyi di dalam Myanmar dan di pengasingan.

Duwa Lashi La meminta milisi etnis, beberapa di antaranya telah menyatakan diri mereka bersekutu dengan perlawanan, untuk segera menyerang pasukan pemerintah.

Duwa Lashi La menyerukan revolusi rakyat dan meminta semua tentara dan polisi untuk bergabung dengan pasukan pertahanan rakyat.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler