Mantan Sekjen Laskar Bali Didatangi Orang 'Timor', Pasca Penebasan di Monang Maning, Berikut Klarifikasinya

28 Juli 2021, 21:16 WIB
Mantan Sekjen Laskar Bali didatangi sejumlah pemuda 'Timor', ini klarifikasi terkait pernyataan soal penebasan di Monang Maning. /Tangkap layar YouTube IsmayaJaya Kestria Keris Bali/

RINGTIMES BALI - Pasca peristiwa penebasan anggota ormas Laskar Bali (LB) Gede Budiarsana, 34 tahun, di Monang Maning, mantan Sekjen LB Ketut Putra Ismaya (Keris) didatangi sejumlah pemuda asal Timor.

Usut punya usut ternyata sejumlah pemuda Timor itu salah satunya adalah YouTuber asal Flores bernama Farel.

Mereka mendatangi Keris untuk bersilaturahmi dan agar tidak terjadi ketidaksimpangsiuran terkait pernyataan beberapa waktu lalu yang menggeneralkan sebutan orang Timor, terkait kasus penebasan salah satu ormas Laskar Bali belum lama ini.

Baca Juga: Pengakuan Jro Dolah Kakak Gede Budiarsana, Anggota Ormas yang Ditebas Oknum Mata Elang

Hal ini disebabkan ada ketakutan atau rasa khawatir kena imbas dari kekacauan yang sebelumnya terjadi.

Keris pun langsung memberikan klarifikasi bahwa pernyataannya itu bukan ditujukan pada suku melainkan kepada oknum kelompok yaitu Mata Elang (Matel).

Menurutnya ia tidak menyebut kata Timor melainkan menyebut langsung kelompok Matel karena itu katanya jangan digeneralisir.

Baca Juga: Mantan Sekjen Laskar Bali Ungkap Kronologi Pembunuhan Anggota Ormas di Monang Maning

"Orang Bali juga banyak yang tidak baik makanya di video-video tidak menyebutkan nama sukunya, malah daerah Timor tidak ada saya sebut malah saya sebut kelompok Mata Elang," ungkap Keris dilansir dari kanal YouTube pribadinya.

Dengan tegas ia mengatakan bahwa yang menyebut-nyebut Timor itu di media sosial berkembang karena itu ia mengimbau kepada warga Bali agar jangan menyalahkan mereka.

"Jangan salahkan mereka orang Bali juga banyak ada orang Jembrana, Tabanan, Karangasem, Denpasar," tandasnya.

Baca Juga: Pelaku Utama dan Korban Pembacokan Orang Bali, Polisi Tegaskan Bukan Perang Ormas atau Suku

Ketika pihaknya mengetahui ternyata yang membunuh warga Bali dan orang Karangasem apakah harus ribut, 'tidak harus,' serunya.

Keris pun menyatakan bahwa ia menolak tanah kelahirannya diinjak-injak oleh kelompok yang bergaris keras dan tidak patuh pada hukum, dan tidak menghargai polisi.

"Mereka orang-orang tidak menghargai hukum mereka menghargai hukum rimba saya tidak mau itu," tandasnya.

Baca Juga: Pembacokan Ormas di Denpasar Barat, Kelian Sebut Lokasi Debt Collector Rusuh dan Ilegal

Oleh sebab itu, itu Keris meminta agar setiap warga pendatang dimana dia tinggal menerapkan di situlah langit dijunjung. Apalagi ia memiliki nenek moyang yang juga berasal dari Timor.

Terkait kasus yang menyeret antar suku ini, Keris pun mengungkapkan bahwa sesungguhnya pihaknya sudah baik dengan kelompok Mata Elang sayangnya kebaikannya disalahgunakan.

"Jadi jangan manfaatin ketika kita bersaudara marilah kita bersaudara dengan baik, janganlah kau menjadi raja ditempat kelahiran kami, jadilah saudara," tegasnya.***

Editor: Rani Purbaya

Tags

Terkini

Terpopuler