Banjir Merah Diduga Darah, Pekalongan Jadi Viral

- 7 Februari 2021, 15:44 WIB
 Banjir merah terjang wilayah Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).
Banjir merah terjang wilayah Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng). /ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra.

RINGTIMES BALI – Banjir dengan air berwarna merah menyerupai darah ada di Indonesia. Tepatnya di Pekalongan, Jawa Tengah, sebuah usaha batik adalah penyebab air berwarna tersebut.

Banjir sedang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Sisi menarik yang viral yaitu di sebuah desa tepatnya di Desa Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah.

Uniknya, banjir yang merendam banyak rumah masyarakat memiliki warna merah.

Baca Juga: Info BMKG, Waspada Potensi Banjir Pesisir Laut Utara Jawa 27-29 Januari 2021

Media sosial dan internet menjadi teman paling nyaman saat pandemi seperti ini. Berita-berita dan video seperti bencana bisa tersebar dalam waktu yang sangat singkat.

Walaupun perlu disadari bahwa masyarakat diharapkan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi berita-berita yang bersumber tidak jelas.

Pastikan berita-berita yang dibaca adalah dari sumber yang jelas untuk menghindari berita palsu dan kejahatan siber yang lain.

Baca Juga: Disebut Sengaja Timbulkan Banjir Semarang untuk Sukseskan Lockdown, Ini Jawaban Ganjar Pranowo

Sempat memicu berbagai komentar di media sosial dan menjadi viral. Warna merah yang diduga seperti darah akhirnya ramai diperbincangkan.

Petugas dari kepemerintahan akhirnya memastikan warna unik tersebut.

Ternyata warna merah itu disebabkan oleh pewarna pakaian yang dipakai warga Jenggot untuk membuat produk batik.

Baca Juga: Semarang Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 1 Orang Hilang Tertimbun Tanah

Bahan dari pewarna tersebut tidaklah berbahaya bagi kulit, alias aman. Bahan yang digunakan memiliki Foodgrade yang berarti dibuat dengan bahan natural serta pewarna natural.

Pekalongan memang terkenal dengan industri tekstil batik. Berbagai bisnis tekstil batik tumbuh di rumah-rumah dan tersebar di berbagai penjuru kota.

Dilansir dari Bangkok Post, pewarna pakaian tersebut tidak sengaja terbuang dan mewarnai banjir yang sedang terjadi.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Bali, Waspada Potensi Hujan Lebat Berakibat Banjir Bandang Tanggal 5 dan 6 Februari

“Mereka tidak sengaja membuang pewarna, tetapi beberapa industri rumah tangga kebanjiran dan paket pewarna hanyut terbawa air” ujar pejabat badan bencana setempat, Dhimas Arga Yudha.

Pejabat lokal membantu warga untuk menguras air. Dengan mengeluarkan pompa penyedot, untuk mengeringkan daerah banjir dalam waktu sekitar satu jam.

Banjir seringkali terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh curah hujan tinggi.

Baca Juga: Cimoy Montok Mengaku Mirip Lesty Kejora, Langsung 'Banjir' Hujatan dari Netizen

Banjir bulan Januari lalu, ada sekitar 21 orang tewas. Evakuasi dilakukan kepada lebih dari 60.000 orang di Kalimantan Selatan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DRA (@desygilang)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG juga sudah bersedia untuk memberikan informasi aktual untuk masyarakat.

Melalui akun media sosial resminya, BMKG akan mengunggah informasi aktual dan beberapa tanda waspada bencana seperti curah hujan, gempa, potensi tsunami, dan berbagai macam kemungkinan bencana yang lain.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Bangkok Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah