Peringatan Indonesia Gelombang Kedua Virus Corona Lebih Berbahaya

11 Juni 2020, 18:35 WIB
ILUSTRASI bendera merah putih, bendera Indonesia* /PIXABAY/

RINGTIMES BALI - Beberapa negara tengah mempertimbangkan pelonggarkan pembatasan, bahkan mempersiapkan untuk masuk ke fase normal baru, termasuk Indonesia.

Langkah ini dinilai bisa menjadi ancaman yang kemungkinan akan terjadi gelombang kedua virus corona.

Hingga kini vaksin virus corona masih dilakukan uji coba dan belum ada obat yang terbukti bisa menyembuhkan secara total virus corona ini.

Baca Juga: Faisal Harris Tanyakan Soal Masa Iddah Jennifer Dunn, Begini Ulasannya

Tanpa adanya vaksin dan kekebalan skala luas, pandemi mungkin akan kembali muncul.

Ketika masyarakat kembali ke kehidupan normal, bisa jadi itu awal untuk kemunculan gelombang kedua corona.

Apa yang terjadi di Jerman, Singapura, Korea Selatan, dan Tiongkok belakangan ini ketika kasus-kasus baru muncul hanya beberapa saat setelah relaksasi aturan pembatasan terkait virus corona.

Baca Juga: Geprek Bensu Vs I Am Geprek Bensu Jadi Trending, Mana yang Asli?

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.Depok.com dengan judul Ketua IDI Surabaya Ingatkan Gelombang Kedua Virus Corona di Indonesia yang Lebih Berbahaya

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya Brahmana Askandar mengatakan bahwa kondisi new normal, bukan berarti kasus Covid-19 sudah berakhir.

"Jadi pada prinsipnya begini new normal bukan berarti COVID-19 telah berakhir, karena nyatanya masih ada di sekitar kita, angka juga masih meningkat terus, itu yang digarisbawahi," ujar Brahmana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Baca Juga: Polisi Panggil Seniman Surabaya yang Viral Hirup Mulut Pasien Covid-19

Brahmana mengatakan bahwa saat ini sebagian masyarakat masih ada yang salah tafsir tentang fase normal baru.

Padahal, fase normal baru ini bukan berarti masyarakat bebas untuk melakukan apapun dan melupakan protokol kesehatan.

"Penyebaran akan semakin tinggi kalau tidak mengikuti panduan, kalau semua mengikuti panduan tidak akan terjadi," katanya.

"3 sejawat dokter kita di Surabaya sudah gugur, mudah-mudahan ini yang terakhir. Tapi, kalau new normal ada yang memahami COVID-19 sudah selesai, ya bisa jadi second wave, kalau second wave biasanya akan lebih tinggi," tutur Brahmana.

 

 

Editor: Afifah Fadhilah

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler