Stafsus Presiden Fadjroel Rachman: Masa Pandemi Momentum Perbaiki Ekosistem Pendidikan Nasional

14 Februari 2021, 09:45 WIB
Fadjroel Rachman saat hadir sebagai pemateri kunci di Webinar Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) /Dok. Sekretaris Kabinet

RINGTIMES BALI – Juru Bicara (jubir) sekaligus Staf Khusus (Stafsus) Presiden M. Fadjroel Rachman mengajak para tenaga pendidik untuk memperbaiki ekosistem pendidikan.

Hal itu disampaikannya melalui Webinar Univesitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok, Sumatera Barat pada Sabtu, 13 Februari 2021 saat dirinya menjadi pembicara kunci.

Selain itu, Fadjroel juga mengajak serta para tenaga pendidik untuk memulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi sekaligus kondisi pandemi yang tengah terjadi.

Baca Juga: Dubes RI untuk Filipina Sinyo Harry Meninggal di Usia 76 Tahun

Menurutnya, saat ini proses belajar mengajar mengalami perubahan yang sangat signifikan, yang awalnya hanya berbasis tatap muka kini berubah menjadi daring.

Lebih lanjut, ia menuturkan bila proses belajar mengajar secara dari sangat bergantung pada teknologi.

Oleh karena itu, ia berharap agar para tenaga pendidik mampu beradaptasi dan menemukan cara-cara baru serta mempersiapkan atas kondisi tersebut.

Baca Juga: Dituduh Dukun Santet, Rumah Pasangan Lansia di NTB Dibakar Warga

“Mari kita jadikan pandemi sebagai momentum memperbaiki ekosistem pendidikan nasional” ujarnya yang Ringtimesbali.com kutip dari situs Sekretaris Kabinet.

“Pandemi memiliki dua wajah, bahaya dan peluang. Bahayanya kita tangani, kemudian peluangnya kita gunakan untuk memperbaiki pendidikan kita,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama Fadjroel juga menyampaikan bila pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan prioritas utama dari Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Agnez Monica Dilirik Partai PKB untuk Maju Sebagai Gubernur di Pilkada Jakarta 2024

“Seperti yang terdapat pada panca kerja Presiden Joko Widodo, salah satunya bahwa pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Menurutnya, di era disrupsi digital dan hiperkompetisi serta perubahan dunia yang sangat cepat ini, penting bagi mahasiswa untuk mampu merdeka dan belajar kepada siapa saja.

Fadjroel juga menambahkan bila terdapat tiga tantangan yang harus dihadapi terkait pembangunan SDM.

Baca Juga: Bali Masuk Kategori Berpotensi Cuaca Ekstrem Sampai 16 Februari 2021, Simak Wilayah Lainnya

Pertama, Indonesia adalah bangsa heterogen yang memiliki perbedaan karakter sosial budaya di setiap wilayah sehingga mempengaruhi cara membangun SDM dan hasil yang diperoleh.

Kedua, kelembagaan pendidikan, termasuk masalah infrastruktur dan fasilitas pendidikan, tenaga pengajar, dan kurikulum metode pengajaran. Serta ketiga, kesenjangan sosial digital atau social digital divide.

“Guru dan dosen adalah garis depan dalam upaya mencerdaskan bangsa, mendorong Indonesia Maju, membangun modal budaya, dan dalam meningkatkan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing,” ujarnya.

Baca Juga: BLT KIP Siswa Rp700 Ribu dari Kemdikbud Bisa Daftar Online, Segera Daftar

“Sebagaimana temuan dari Tim Peneliti MIT, bahwa di Twitter informasi tidak benar menyebar enam kali lebih cepat dan jumlahnya 10-20 kali lebih banyak dari pada informasi benar. Ini adalah tantangan bagi guru dan dosen di era revolusi digital,” tambahnya.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Setkab

Tags

Terkini

Terpopuler