RINGTIMES BALI - John D. Mayer dan Peter Salvover adalah seorang profesor psikologi yang menciptakan kecerdasan emosional EQ atau EI pada tahun 1990 yang terhubung dengan pengelolaan karakter seseorang.
Delapan tahun kemudian psikolog yang bernama Daniel Goleman menyatakan bahwa leadership dalam diri seseorang memiliki ketajaman prediksi yang perlu terintegrasi dengan emosi yang matang.
Leadership yang tidak memiliki kecerdasan emosional akan hancur, apalagi beberapa sangat mengidolakan dirinya sendiri karena sikap tegas yang tertanam bertahun-tahun tapi humanistiknya terabaikan.
Lalu apa hubungannya dalam kepemimpinan bisnis saat ini?.
Kecerdasan Emosional Memperbaiki Konsep Leadership
Setidaknya ada 5 unsur yang membentuk kecerdasan emosional dalam leadership yang sehat yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Hadiah yang Cocok untuk Peringati Hari Ayah Nasional