Virus Nipah Pernah Berlangsung di India hingga Malaysia, Bahkan 17 Orang Tewas

- 1 Februari 2021, 09:00 WIB
Virus nipah pernah menyerang negara Malaysia hingga India, dimana hal tersebut menyebabkan 17 orang tewas di Kerala.
Virus nipah pernah menyerang negara Malaysia hingga India, dimana hal tersebut menyebabkan 17 orang tewas di Kerala. /1222768

Dari 2001 hingga 2008, sekitar setengah dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.

Wabah virus Nipah di negara bagian selatan India, Kerala pada 2018 menewaskan 17 orang. Pada saat itu, negara-negara, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melarang sementara impor buah dan sayuran beku dan olahan dari Kerala sebagai akibat dari wabah di sana.

Baca Juga: Gejala Virus Nipah yang Wajib Diketahui, Salah Satunya Sakit Kepala

Selama 22 tahun terakhir, wabah virus Nipah, penyakit menular yang baru muncul, telah memicu kekhawatiran di kalangan ahli virus dan pejabat kesehatan internasional di tengah pandemi covid-19.

Virus itu telah kembali menjadi sorotan, menyusul laporan Access to Medicine Foundation. Saat pandemi Covid-19 berkecamuk, para ahli kesehatan mewaspadai bahwa virus Nipah (NiV) berpotensi menjadi pandemi baru.

Laporan tersebut menekankan bahwa virus Nipah perlu mendapat perhatian dari para ahli kesehatan dunia karena wabah virus di China, dengan tingkat kematian hingga 75 persen, berpotensi menjadi risiko pandemi baru berikutnya dengan perusahaan farmasi raksasa yang tidak siap sambil fokus pada Covid-19.

Baca Juga: Virus Nipah Berpotensi Jadi Wabah Baru, Sebabkan Penyakit Parah hingga Kematian

“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat.” Kata Jayasree K Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation yang berbasis di Belanda yang dikutip dari Al Arabiya.

Tinjauan tahunan 2018 atas daftar Cetak Biru R&D WHO untuk penyakit prioritas menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk penelitian dan pengembangan yang dipercepat untuk virus Nipah, yang tidak tersedia pengobatan atau vaksin baik untuk manusia maupun hewan.***

 

Halaman:

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x