Iran Kecam Kritikan Eropa Soal Perluasan Program Nuklir

- 23 November 2020, 09:35 WIB
Ilustrasi ledakan bom nuklir.
Ilustrasi ledakan bom nuklir. /Pixabay/Alexander Antropov/


RINGTIMES BALI -
Iran telah mengecam pernyataan tiga kekuatan Eropa yang menyatakan keprihatinannya atas pengurangan komitmennya di bawah kesepakatan nuklir 2015 yang penting.

Dilansir RINGTIMES BALI dari Aljazeera dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, juru bicara kementerian luar negeri Iran menyebut pernyataan Prancis, Jerman, dan Inggris yang dikenal sebagai E3, "tidak bertanggung jawab".

Saeed Khatibzadeh meminta E3 untuk memenuhi komitmennya di bawah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi multilateral.

Baca Juga: Akhirnya Penyerang Keluarga Muslim di Queens Ditangkap

"Kegiatan nuklir damai Republik Islam Iran sepenuhnya dalam kerangka hukum internasional dan sepenuhnya legal dan sah, dan sejalan dengan hak hukum intrinsik negara," kata Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan.

E3 mengatakan minggu ini bahwa pihaknya tetap berkomitmen pada kesepakatan nuklir, yang telah coba diurai oleh Amerika Serikat sejak Presiden Donald Trump secara sepihak menariknya pada Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras terhadap Iran.

Namun, ketiga negara tersebut mengatakan mereka "sangat prihatin dengan tindakan Iran, yang melubangi manfaat inti nonproliferasi dari kesepakatan tersebut".

Baca Juga: Belum Akui Kekalahan, Lagi-Lagi Donald Trump Serukan Kemenangan

Setelah tetap berkomitmen pada kesepakatan nuklir selama satu tahun di bawah sanksi baru AS, Iran mulai secara bertahap mengurangi komitmennya dalam tindakan yang dikatakannya dapat diubah dengan cepat.

Tetapi kekuatan Eropa mengatakan mereka prihatin tentang Iran yang memperkaya uranium di atas ambang batas 3,67 persen yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir, dan pertumbuhan berkelanjutan dari cadangan uranium yang diperkaya rendah, sekarang 12 kali lipat dari batas JCPOA menurut laporan terbaru oleh International Atomic. Badan Energi.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x