RINGTIMES BALI – Laut China Selatan menjadi sumber konflik regional yang melibatkan banyak negara dan kerap memicu ketegangan global, bukan hanya regional.
Terutama, manuver kapal-kapal coast guard milik Tiongkok yang kerap memancing keributan dengan negara tetangga.
Indonesia pun awal 2020 lalu sempat mengirim sejumlah kapal perang ke Laut China Selatan untuk mengusir kapal-kapal coast guard yang kerap melanggar wilayah teritori perairan Indonesia di kawasan itu.
Baca Juga: BMKG Ungkap Sebagian Wilayah Bandung Raya Memasuki Musim Kemarau
Terlepas dari sumber konfliknya, kapal-kapal coast guard Tiongkok terkenal dengan kecanggihanya. Spesifikasinya lebih mirip kapal perang dibandingkan dengan sebagai kapal penjaga pantai.
Mengutip video Youtube di channel NKRI TV, kapal coast guard Tiongkok itu mendapat juluk sebagai monster laut karna kecanggihan dan berukuran sangat besar sebagai sebuah kapal coast guard.
Dari sisi bobot, misalnya, kapal coast guard Tiongkok memiliki bobot hingga 12 ribu ton. Padahal, kapal coast guard Amerika Serikat hanya 4.600 ton dan milik Jepang hanya 9 ribu ton.
Baca Juga: Atas Kematian George Floyd, Donald Trump Kerahkan Kekuatan Militer
Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.PortalJember.com dengan judul Kapal Coast Guard Tiongkok Ini Dijuluki Monster Laut, Milik Amerika Serikat Saja Dilibas
Kapal-kapal coast guard Tiongkok itu baru bertugas pada 2016 lalu. Misinya adalah menjaga 15 pulau yang diklaim sebagai hak maritim Tiongkok.
Setiap kapal diawaki 17 personil. Selain itu, masih didukung masing-masing 2 pesawat tanpa awak alias drone untuk mengawasi pulau-pulau di Laut China Selatan.
Dari sisi persenjataan, setiap kapal coast guard Tiongkok dibekali dengan 2 meriam reaksi cepat kaliber 76 mm. Sedangkan di haluan lambung kapal terdapat 2 canon kaliber 30 mm.
Baca Juga: Ditemukan Mayat Tanpa Identitas Mengambang di Sungai Cikapundung
Sementara, di dek belakang kapal terdapat hanggar dan helipad yang bisa didarati helikopter berukuran sedang.
Tidak cukup itu, setiap kapal juga masih dilengkapi dua senapan mesin anti pesawat. Di atas laut, kapal-kapal itu bisa melaju dengan kecepatan maksimum 25 knot.
Jika melihat ukuran dan bobot kapal, diperkirakan kapal-kapal itu berlayar 25 sampai 30 hari tanpa isi ulang perbekalan di darat.