Pemberontakan Timor Leste, Ramos Horta Nyaris Mati, Militer Indonesia Siaga Penuh

26 September 2020, 12:08 WIB
Pemberontakan Timor Leste, Ramos Horta dan Xanana Gusmao Nyaris Tewas, Militer Indonesia Siaga Penuh /ericmccarron.com/

RINGTIMES BALI - Tak banyak yang tahu sesudah merdeka Timor Leste hampir saja ambruk, pemberontakan terjadi, geng bersenjata diperintahkan untuk membuat kekacauan di Timor Leste dengan menjarah apapun yang ada di ibu kota Dili. Diketahui penyebabnya karena diskriminasi pemerintahan Timor Leste.

Kondisi Timor Leste pun kacau balau akibat pemberontakan itu tepatnya tahun 2006-2008.

Geng-geng besutan Mayor dari angkatan perang Timor Leste Falintil, Alfredo Reinado melakukan gerakan pemberontakan. Hingga membuat mantan presiden Timor Leste Jose Ramos Horta dan mantan perdana mentri Timor Leste Xanana Gusmao nyaris tewas.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dilaporkan Timor Leste bagian barat selalu di anak tirikan oleh pemerintahan Dili.

Hal inilah yang membuat Mayor angkatan perang Timor Leste Falintil, Alfredo Reinado melakukan gerakan pemberontakan.

Ia yang berasal dari Timor Leste bagian barat yang berbatasan Indonesia selalu didiskriminasi dan dianggap tidak nasionalis.

Baca Juga: Klaim Timor Leste Bisa jadi Dubai ke-2, Ramos Horta Bermimpi, Faktanya 27 Tahun lagi Bangkrut

Mengutip artikel Zona Jakarta Timor Leste Berdarah, Saat Militer Indonesia Siaga Penuh Karena Ramos Horta Hampir Mati Ditembak dari Sydney Morning Herald, Jumat 25 September 2020, padahal Alfredo Reinado ialah gerilyawan cinta Timor Leste saat berkonflik dengan Indonesia puluhan tahun silam.

Ia hanya murni protes kenapa Timor Leste bagian Barat tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Aksi protesnya ini justeru mendapat penolakan keras dari Falinitil.

Baca Juga: Kemiskinan Timor Leste, Mantan Presiden: Minggu Depan Truk Indonesia Bawa Super Mie dan Rokok

Mayor Alfredo Reinado Australian War Memorial

Melalui panglima angkatan perang Falintil, Brigjen Taur Matan Ruak, Alfredo dipecat karena dianggap membangkang.

Kecewa dengan pemerintahannya, Alfredo bersama 600 tentara Falintil Desertir dan menyatakan perlawan dengan membentuk Gastao Salsinha atau angkatan perang Timor Leste Barat.

Gastao Salsinha lantas melakukan pemberontakan dan serangkaian serangan terarah kepada markas-markas militer Falintil.

Baca Juga: Timor Leste Miskin, Jose Ramos Horta Tuding BRI dan Mandiri Bunuh Ekonomi di Timles, Faktanya?

Hasilnya Falintil porak poranda karena Alfredo dan rekan sejawatnya Mayor Augusto Araujo pernah mengenyam pendidikan militer formal di Australia, mereka tentara elite!

Kondisi semakin diperparah ketika Gastao Salsinha melakukan kontak dengan geng-geng bersenjata di Timor Leste.

Pemberontakan terjadi, geng-geng bersenjata itu diperintahkan untuk membuat kekacauan di Timor Leste dengan menjarah apapun yang ada di ibu kota Dili.

Baca Juga: Sadar Diri! Timor Leste Pamer Beli Beras Rusak, Kok Jose Ramos Horta bawa-bawa Mi Instan Indonesia

Parahnya para geng tersebut juga melakukan pembantaian, pembakaran hingga pemerkosaan terhadap warga Timor Leste hingga membuat Dili berdarah.

Walhasil Falintil yang tidak siap menghadapi serbuan bertubi-tubi ini remuk redam kalah dari Gastao Salsinha.

Karena tak sanggup lagi menahan gempuran akhirnya Jose Ramos Horta yang kala itu menjabat sebagai presiden Timor Leste meminta dukungan ke militer Australia.

Baca Juga: Timor Leste Diambang Kebangkrutan, Parah! Xanana Gusmao Ajak Rakyatnya Kabur

Tentara Australia ketika berjaga di Dili, nampak bangunan rumah dan toko terbakar hangus saat geng-geng Timor Leste melakukan penyerangan Australian War Memorial

Australia lantas mengirim personelnya ke Timor Leste.

Dikiranya takut, pengiriman militer Australia ini malah membuat Alfredo dkk semakin berani.

Puncaknya pada 11 Februari 2008 dimana Alfredo bersama pasukannya menyerang kediaman Jose Ramos Horta dan Xanana Gusmao secara serentak.

Baca Juga: Kemarin Terungkap, Dokumen Rahasia Puluhan Tahun Bukti Australia Invasi Indonesia ke Timor Leste

Alfredo menilai dengan matinya kedua orang itu akan membawa Timor Leste merdeka seutuhnya walau bisa saja Timor Leste bagian barat harus berpisah dari pemerintahan pusat.

Ramos Horta kena tembak pasukan Alfredo dan hampir mati jika tidak mendapat pertolongan tentara Australia.

Tentara Australia ketika berjaga di Dili, nampak bangunan rumah dan toko terbakar hangus saat pemberontakan akibat geng-geng Timor Leste melakukan penyerangan Australian War Memorial.

Baca Juga: Terungkap, Jembatan BJ Habibie Habiskan Dana Puluhan Miliar, Bukti Timor Leste Cintai Indonesia

Sedangkan Xanana berhasil selamat.

Aksi penyerangan itu juga menjadi akhir hayat Alfredo dimana ia ditembak mati Falintil yang berjaga di kediaman Xanana Gusmao.

Di lain pihak saat Timor Leste sedang dilanda krisis, di perbatasan militer Indonesia siaga penuh mengantisipasi jika kerusuhan melebar sampai wilayah RI.

Militer Indonesia diperbatasan saat itu juga diperintahkan mengambil tindakan keras yang dianggap perlu jika kerusuhan membahayakan WNI di sana.***(Beryl Santoso/Zona Jakarta)

 

 

 

 

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Sydney Morning Herald Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler