Petani di Australia Mengalami Kerugian akibat Wabah Tikus Mengerikan

21 Maret 2021, 10:51 WIB
Ilustrasi wabah tikus berbahaya. /PIXABAY/Bergadder

RINGTIMES BALI - Musuh utama seorang petani, tidak lain dan tidak bukan, adalah hama yang dapat merugikan hasil ternak mereka.

Hal ini, harus dirasakan oleh petani dari Australia, yang mengalami kerusakan parah karena banyaknya tikus.

Setelah mengalami kekeringan dan kebakaran, ribuan warga Australia sedang berjuang melawan wabah tikus, dilansir ringtimesbali.com dari Nypost.

Baca Juga: 6 Bahan Alami untuk Mengusir Tikus, Tak Perlu Pakai Racun

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus 2021, Tetap Waspada di Bulan April dan Mei

Warga Australia, banyak yang berharap curah hujan yang sangat deras, akan menenggelamkan mereka semua.

Berawal, saat hewan pengerat tersebut, turun di bagian pedesaan New South Wales dan Queensland, Australia.

Setelah daerah itu mengalami panen besar-besaran, yang pada akhirnya setelah menunggu bertahun-tahun akibat kekeringan.

Baca Juga: Jangan Kaget, Shio Tikus Akan Sukses dan Buat Iri Orang Sekitarnya di Tahun 2021

Baca Juga: Virus Nipah Diprediksi Jadi Wabah Baru, Sudah Ada Sejak Lama dan Belum Ada Obatnya

Penjaga supermarket mengatakan, bahwa ia datang lima jam lebih awal untuk membersihkan tokonya, ia membuang 400 dan 500 hewan pengerat yang ditangkap setiap malam.

"Terkadang kami tidak ingin masuk ke dalam di pagi hari. Bau busuk, mereka akan mati dan tidak mungkin menemukan semua mayat," ujar Naav Singh. 

Ia, juga menambahkan sesuatu yang mengejutkan, bahwa tikus-tikus tersebut bahkan mengunyah botol plastik minuman ringan.

Baca Juga: Selain Virus Corona dan Kolera, Ini 6 Wabah Penyakit Paling Mematikan

Sumber lain dari kota Toowoomba di Queensland, mengatakan, bahwa seorang teman baru-baru ini menanggalkan kain kursinya ketika mulai bau, dan menemukan sarang bayi tikus di dalamnya.

Tikus di peternakan itu, juga menyebabkan kerusakan, mengunyah tumpukan jerami hingga menghancurkan mesin.

"Beberapa petani kehilangan sebanyak 2.500 bal, Tidak ada cukup uang bagi dewan untuk melakukan apa pun untuk membantu. Yang bisa kita lakukan hanyalah mencoba mencegahnya masuk ke kantor kita, mesin kita, traktor kita, truk kita. Mereka memakan semua kabel," ujar pejabat setempat.

Para pejabat, yang waspada menghabiskan ribuan dolar, untuk mengatasi wabah itu, mengatakan bahwa mereka mengharapkan hujan lebat.

Hujan lebat tersebut, nantinya diharapkan akan memusnahkan tikus-tikus tersebut secara alami.

Menurut situs Mphonline, populasi tikus terbesar berada di New York City, Amerika Serikat (AS), ada yang mengatakan bahwa angkanya bisa mencapai 32 juta.***

 

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: NY Post

Tags

Terkini

Terpopuler