Protes Unjuk Rasa Meluas di London Usai Terbunuhnya Sarah Everard

18 Maret 2021, 11:59 WIB
Protes unjuk rasa meluas di London usai tewasnya Sarah Everard. /Tangkapan layar dari Youtube/The Telegraph

RINGTIMES BALI – Sebelumnya telah viral aksi penculikan dan pembunuhan Sarah Everard wanita berusia 33 tahun yang menghilan dalam perjalanan saat pulang dari London.

Tubuh Sarah Everard ditemukan di hutan di Kent pada awal bulan yakni 3 Maret 2021 lalu. Hingga saat ini kasus tersebut belum diusut dan tidak menemui titik terang.

Adanya kisah penculikan dan pembunuhan Sarah Everard membuat masyarakt turut berpartisipasi mebuat keadilan yang ditujukan kepada pemerintahan dan kepolisian.

Baca Juga: Elsa Ketakutan, Al dan Andin Tahu Dalang Pembunuhan Roy di Sinetron Ikatan Cinta 17 Maret 2021

Baca Juga: Tamatlah Riwayat Elsa, Al Tahu Dalang Pembunuhan Roy di Sinetron Ikatan Cinta 16 Maret 2021

Para pendemo unjuk rasa di Gedung Parlemen di London yang terlihat berkelahi dengan aparat kepolisian dengan melemparan benda-benda seperti batu dan air botol bekas kepada para petugas polisi.

Kemaran pendomo semakin memuncak dan menuai kritikan pedas bagi pemerintahan yang tidak pernah mengusut perkara pembunuhan Sarah Everard.

Dilansir dari laman thesun.co.uk, para pengunjuk rasa semalaman suntuk berdiri di depan gedung Perlamen dengan menggunakan Spanduk Anti Polisi.

Baca Juga: Erlangga Sebut Elsa Hapus Bukti Pembunuhan Roy di Sinetron Ikatan Cinta 23 Februari 2021

Baca Juga: Terungkap, Aldebaran Tahu Elsa Dalamg Pembunuhan Roy di Sinetron Ikatan Cinta 23 Februari 2021

Pada hari ketiga demonstrasi di London, orang-orang mengungkapkan kemarahan mereka dan menyerukan kekesalannya terhadap kekerasan di Negara sendiri.

Jika tidak mendapatkan keadilan, para pendemo yang berunjuk rasa juga menyuarakan agar undang-undang ada di kepolisian harus dirubah kembali.

Protes bernama 'Kill the Bill' menyerukan kepada para politisi untuk tidak mengesahkan RUU Kepolisian, Kejahatan, Hukuman dan Pengadilan, yang dibahas di Parlemen.

Baca Juga: 5 Pembunuhan Sadis Paling Mengerikan, Renggut Ratusan Nyawa Manusia Sepanjang Sejarah

RUU itu disahkan oleh anggota parlemen dan sekarang akan memberi polisi dan menteri dalam negeri kekuasaan yang lebih besar untuk menindak protes.

Adanya unjuk rasa mengenai pembunuhan Sarah Everard pemerintahan menetapkan akhir pekan ini akan menetapkan Batasan dan akan menutup protes untuk kasus pembunuhan Sarah Everard.

Menteri Kepolisian Kit Malthouse mengatakan kepada Sky News bahwa RUU tersebut berisi "perlindungan besar bagi publik" dan akan menempatkan semua orang "bahu membahu tentang kekerasan di seluruh negara.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler