RINGTIMES BALI - Gempa bumi pada 17 Januari 1995 yang melanda Kobe, Jepang. Gempa bumi tersebut menyebabkan 5.378 orang tewas dalam sejarah.
Sejarah mencatat gempa bumi di Kobe menyebabkan kerugian properti sekitar $100 miliar, merusak atau menghancurkan sekitar 152.000 bangunan, dan membakar setara dengan 70 blok kota AS yang dilansir dari geosociety.
Gempa bumi membuat kredibilitas prediksi kerugian harta benda besar di perkotaan di Amerika Serikat.
Baca Juga: Korban Gempa Mamuju dan Majene, 73 Orang Meninggal, 27.850 Mengungsi
Gempa bumi juga memberikan kesempatan yang tidak biasa untuk mempelajari efek dari guncangan tanah di dekat sumber pada bangunan dan infrastruktur kota modern dan untuk menyimpulkan implikasinya bagi Amerika Serikat.
Kerusakan bangunan di Kobe yang diperhitungkan sekitar 60% dari total kerugian properti, terbesar terjadi pada bangunan yang dibangun dengan aturan bangunan lama.
Konsentrasi kerusakan pada bangunan lama menyoroti cara untuk mengatasi bahaya seismik dari bangunan yang tidak sesuai dengan kode saat ini.
Baca Juga: Gempa Majene Dahulu Pernah Picu Tsunami Empat Meter, Begini Faktanya
Infrastruktur Kobe, termasuk jalan tol, rel kereta api, fasilitas pelabuhan, dan air, gas, tenaga listrik, dan sistem saluran pembuangan, juga mengalami kerusakan besar.
Kerusakan besar-besaran pada infrastruktur menunjukkan keharusan untuk mempertimbangkan bahaya seismik terhadap garis kehidupan, kegagalan katastropik dari salah satu sistem ini dapat merusak fungsionalitas kota.
Sejarah memberikan Pelajaran dari gempa bumi di Kobe untuk ilmu geosains yang mirip dengan gempa bumi pada 1994 Northridge dan 1989 Loma Prieta, California. Area yang terkena guncangan tanah di dekat sumber atau efek situs khusus berada pada risiko tertentu dari gempa bumi. Gempa saat menjadi bencana masyarakat.
Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Gorontalo 6,4 Magnitudo, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Salt Lake City terletak di atas sistem patahan Wasatch, yang telah didokumentasikan oleh para ilmuwan bumi mampu menghasilkan gempa bumi sedang.
Seperti di Kobe, sesar tersebut hanya memiliki sedikit riwayat gempa bumi dan persepsi publik tentang dan tingkat persiapan untuk bahaya gempa bumi tidak setinggi di daerah yang lebih aktif secara seismik.***