Network
RINGTIMES BALI - Selama pandemi, semua kegiatan terfokus di rumah. Tentu saja menjadi PR tersendiri bagi para orang tua.
Selain harus membantu anak dalam proses belajar, orang tua juga harus bisa membagi waktu selama bekerja dari rumah dengan saat mengerjakan pekerjaan rumah.
Namun, banyak ibu yang merasa putus asa. Karena walaupun sang suami ada dirumah namun dirasa enggan membangu mengurus anak.
Baca Juga: Jangap Anggap Remeh Diare, Ini Penyebab Sebenarnya
Beberapa istri merasa marah dengan suami karena meski berada di rumah mereka tidak mau membantu dalam mengurus anak.
Sayangnya, hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik sehingga memicu adanya pertengkaran.
Co-founder rumah konsultasi Tiga Generasi dan psikolog keluarga, Putu Andani, M.Psi, mengatakan ada dua hal yang menyebabkan para ayah tidak membantu dalam mengurus atau bermain dengan anak.
Baca Juga: Link Video Mirip Gisel Trending, Mbah Mijan Malah Ucapkan Terima Kasih, Dokter Tirta Sebut Bisnis
Kedua hal itu adalah
1. Merasa anak tidak membutuhkannya
2. Tidak tahu caranya
"Dia enggak tahu kalau anaknya butuh dia. Mamanya bisa menyampaikan ke bapak-bapak ini bahwa anaknya mau banget main sama bapaknya. Sampaikan fakta-fakta kalau anak kita butuh, misalnya papanya lagi apa anaknya terus nanyain, itu harus disampaikan," ujar Putu dalam bincang-bincang "Love in the Time of Corona", Jumat, 6 November 2020, seperti dikutip RINGTIMES BALI dari laman ANTARA.
Putu mengatakan kebanyakan ayah merasa bingung saat berhadapan dengan anak.
Baca Juga: Video Syur Mirip Gisel Seret Nama Laki-Laki Ini, Teror Netizen Dibalas Pesan Penuh Cinta
Sebab, mereka tidak tahu harus memulai dari mana untuk bermain dengan anak dan ada perasaan takut ditolak
Para ibu pun berperan untuk menjelaskan kebutuhan anak dan apa yang perlu dilakukan oleh ayah secara rinci.
Ibu juga bisa meminta ayah melakukan hal yang paling mudah terlebih dulu.
Baca Juga: 2 Kali Tersandung Dugaan Video Syur Mirip Dirinya, Ini Profil Singkat Gisela Anastasia
Menurut Putu, hal ini sangat normal karena kebanyakan ayah hanya melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan.
"Bapak-bapak ini, dia enggak tahu harus mulai dari mana. Jadi dia udah nyoba deket nih, tapi anaknya malah nyari mamanya, akhirnya enggak jadi main. Kita atau ibu bisa kasih KPI-nya ke bapaknya dan walau progres-nya hanya sedikit harus kita appreciate," pungkas Putu.***
