Kemudian, Soo Ho dan tim nya mengumpulkan semua mahasiswi dalam satu ruangan. Sementara, Ha Na diluar asrama menghubungi kepala polisi dan memberi tahu jika Sungai Taedong 1 sudah menyandera semua mahasiswi beserta Kang Moo.
Sementara itu, kepala polisi bingung harus bagaimana. Jika ia tidak mengirim pasukan otomatis polisi lain akan mencurigainya.
Baca Juga: Pembahasan IPS Kelas 9 Halaman 133, Apa yang Dimaksud dengan Kesenjangan Sosial Ekonomi
Namun, jika ia mengirim maka ia akan berurusan dengan Korea Utara. Dilain tempat, Hong Ae-ra sedang berada di butik. Kemudian, istri polisi mendapat telepon dari suaminya.
Mendengar kata mata-mata, membuat Hong Ae-ra menguping. Kepala polisi itu menceritakan kepada istrinya bahwa mata-mata Korea Utara sedang menyandera mahasiswi di asrama Honsu.
Bukannya merasa simpati, istri kepala polisi itu langsung teringat dengan kata-kata dukun tentang 13 perawan yang harus dikorbankan agar Eun Chang-soo (suami Hong Ae-ra) bisa naik menjadi presiden.
Jadi istri kepala polisi menyarankan agar suaminya mendukung Chang-soo karena sepertinya ia yang akan menjadi presiden, serta menyarankan bahwa semua ini adalah kesalahan Kang Moo yang tidak menuruti perintah. Hong Ae-ra mendengar semua ini pun merasa senang.
Ibu asrama, Pi, diam-diam pergi ke ruangannya dan menaruh sesuatu yang direkatkan di kakinya. Kemudian, ia bergabung bersama para mahasiswi yang disandera.
Baca Juga: 15 Jenis Tanaman Hias Gantung Depan Rumah sedang Tren, Lengkap dengan Harganya
Ibu Pi meminta agar seluruh mahasiswi untuk berhenti menangis dan mengendalikan diri agar bisa lebih kuat.