Serat Jangka Jayabaya, Sabdo Palon Tagih Janji Part 3, Wong Jawa Ojo Ilang Jawane

- 12 Desember 2021, 14:30 WIB
Serat Jangka Jayabaya, Sabdo Palon tagih janji Part 3, Wong Jawa Ojo Ilang Jawane.
Serat Jangka Jayabaya, Sabdo Palon tagih janji Part 3, Wong Jawa Ojo Ilang Jawane. /Instagram.com/@sabdopalon_official

RINGTIMES BALI – Percakapan antara Syekh Subakir dengan Sabdo Palon atau Ki Semar menghasilkan perjanjian antar keduanya.

Perjanjian yang isinya kurang lebih untuk tidak menghilangkan kebudayaan Jawa, biarkan Jawa tetap menjadi cover meskipun didalamnya tertanam ajaran Islam.

Banyak orang Jawa yang berkata “Wong Jawa Ojo Ilang Jawane” mengingat arti Jawa sendiri adalah gemati, perhatian, penyayang dan budi pekerti luhur.

Baca Juga: Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 1, Awal Mula Islam Masuk Jawa

Dilansir dari kanal YouTube Aliqul Channel, kelanjutan mengenai isi percakapan antara Syekh Subakir dengan Sabdo Palon.

Berikut isi percakapan diantara keduanya:

Syekh Subakir: Lihatlah Sang Danyang betapa rusaknya tatanan masyarakat Majapahit sekarang, bekas-bekas perang saudara masih membara. Rakyat kelaparan, perampokan dan penindasan ada dimana-mana. Ini harus diperbaharui budi pekertinya.

Sabdo Palon: Aku juga sedih sebenarnya memikirkan rakyatku. Tatanan sudah bubrah, para pejabat negara sudah lupa akan dharmanya. Mereka saling sikut untuk merebutkan jabatan dan kemewahan duniawi.

Baca Juga: Misteri Ramalan Jayabaya yang Dikaitkan dengan Meletusnya Gunung Api Menurut Denny Darko

Para pandito juga sudah tak mampu berbuat banyak, orang kecil salang tunjang (bersusah payah) mencari pegangan. Jaman benar-benar jaman edan.

Syekh Subakir: Karena itulah mungkin Sang Maha Jawata Agung menyuruh Sultan Muhammad Turki untuk mengutus kami kesini. Jadi wahai Sang Danyang Tanah Jawa, ijinkan kami menebarkan wewarah suci ini di wewengkon (wilayah) kekuasaanmu ini.

Akhirnya Sabdo Palon menyetujui Syekh Subakir untuk menyebarkan agama Islam di Jawa, namun jangan sampai melupakan adat Jawanya.

Seperti syarat yang sudah disebutkan Sabdo Palon kepada Syekh Subakir, mengenai perjalanan penyebaran Islam di Jawa.

Baca Juga: Ramalan Jangka Jayabaya Tahun 2022, Sabdo Palon Nagih Janji

Untuk tidak merubah orang Jawa menjadi orang Arab atau Parsi, biarkan mereka tetap menjadi orang Jawa dengan kebudayaannya walaupun agamanya Islam.

Jika ingin mendirikan bangunan untuk beribadah tetap untuk membawa budaya Jawa, meskipun didalamnya tersiar agama Islam.

Sabdo Palon juga mengancam jika sampai orang Jawa lupa dengan adat Jawanya, maka dia akan kembali dan membuat masalah.

“Karena agama setahu saya adalah dharma, yaitu lelaku hidup atau budi pekerti. Hati-hati jika sampai orang Jawa hilang Jawanya, hilang kepribadiannya, hilang budi pekertinya yang adiluhung maka aku akan datang lagi. Ingat itu lima ratus tahun lagi jika syarat-syarat ini kau abaikan aku akan muncul membuat goro-goro,” tutur Sabdo Palon dalam percakapannya dengan Syekh Subakir.

Baca Juga: 7 Zaman Sebelum Kiamat Kubro Menurut Ramalan Jayabaya

Inilah percakapan antara Syekh Subakir dan Sabdo Palon yang menghasilkan sebuah perjanjian di masa lalu.

Memang sulit untuk mengetahui peristiwa atau kejadian yang sudah terjadi di masa lalu, semakin jauh masa itu semakin gelap gambarannya.

Namun upaya ahli sejarah untuk membukanya patut dihargai, paling tidak ada sedikit gambaran yang bisa kita lihat. Meskipun tidak sebenarnya benar seratus persen.

Bahwa kata Jawa sendiri berarti gemati, perhatian, menghargai, menyayangi. Jadi siapapun mereka bisa melakukan itu semua.

Baca Juga: 19 Tanda Kiamat Kubro, Akan Terjadi di Tahun 2022 Menurut Ramalan Jayabaya

Jadi siapapun mereka yang dapat melakukannya akan menjadi leluhur Jawa baik berasal dari belahan dunia manapun.

Disclaimer: Mengenai kisah ini jangan langsung ditelan dengan mentah-mentah dan selalu ambil sisi positifnya. Karena sesungguhnya semua hanyalah kuasa Tuhan Yang Maha Esa.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x