Tanda Orang Rajin Sholat atau Tidak, Dilihat dari Posisi Tidur Menurut Rasulullah, Tentukan Sekarang

- 17 Mei 2021, 17:52 WIB
ilustrasi. posisi tidur menentukan rajin atau tidaknya sholat menurut anjuran rasulullah
ilustrasi. posisi tidur menentukan rajin atau tidaknya sholat menurut anjuran rasulullah /PEXELS/Ketut Subiyanto

RINGTIMES BALI - Islam mengatur banyak tatanan hidup. Termasuk perihal adab-adab ketika hendak tidur.

Mungkin bagi sebagian orang abai perihal posisi saat tidur. Namun jangan salah, ternyata ada posisi tidur yang menandakan seseorang malas menunaikan sholat.

Lantas bagaimanakah arah tidur yang baik menurut syariat Islam, berikut cara membaca posisinya pertanda orang rajin sholat dikutip ringtimesbali.com dari kanal YouTube Islam Populer.

Tidur menjadi waktu istirahat bagi tubuh setelah seharian beraktivitas ketika seharian bekerja, sekolah atau aktivitas lain maka di malam hari kita bisa tidur dengan nyenyak.

Baca Juga: 15 Dosa Suami yang Dibenci Allah, Diantaranya Diharamkan Surga Baginya

Ritme tidur ini bahkan sudah dijelaskan dalam Al quran Allah SWT berfirman:

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan," (QS. Ar-ruum:23).

Ayat tersebut menjelaskan, bahwa tidur merupakan bagian dari kekuasaan Allah. Allah memberikan kesempatan untuk manusia istirahat tidur di malam hari dan berusaha di pagi harinya.

Dengan beristirahat, maka tubuh menjadi segar setelah melalui proses detoksifikasi racun yang ada di dalam tubuh.

Allah SWT berfirman:

"Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat,". (QS. An-Naba:9).

Baca Juga: 4 Penyebab Susah Bangun untuk Sholat Tahajud, Nomor 3 Sering Dilakukan Umat Islam

Perihal tidur, Imam Ibnu "Yaitu termasuk tanda-tanda kekuasaanNya Allah menjadikan sifat tidur bagi kalian di waktu malam dan siang, dengan tidur ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai dan rasa lelah serta kepenatan dapat hilang,".

Untuk itu agar dapat menjalankan aktivitas secara produktif seorang muslim harus tidur sesuai porsinya.

Idealnya tidur maksimal 7 jam sehari, tidur berlebihan dapat berakibat pada kurangnya produktivitas kerja, munculnya kemalasan, tidak terbiasa bekerja keras, terlalu banyak tidur juga tidak melatih kekuatan fisik, karena aktivitas hanya di tempat tidur.

Tidur terlalu sedikit juga tidak baik, karena dapat berefek pada lemahnya tubuh dan akan berdampak pada kerja organ tubuh yang kurang optimal.

Hal yang perlu diketahui, Islam telah mengatur adab-adab tidur tidak boleh sembarangan, rasulullah SAW telah memberi teladan bagi umatnya perihal tidur dalam tatanan sunah.

Baca Juga: 5 Manfaat Tidur Telanjang bagi Kesehatan, Salah Satunya Cegah Stroke dan Penyakit Jantung

Lalu bagaimana posisi tubuh saat tidur, dalam literatur Islam tidur menjadi topik terpenting agama Islam melalui Al quran dan hadist bahkan membahas jenis tidur, pentingnya tidur, dan praktek tidur yang baik.

Agar memperoleh kualitas tidur yang baik, Islam tidak luput mengatur posisi saat tidur yang baik.

Posisi tidur dalam Islam disunahkan menghadap kanan, kemudian tangan kanan diletakan di bawah pipi kanan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Kapanpun engkau akan pergi tidur, ambillah wudhu seperti selayaknya sebelum solat, dan berbaringlah ke sisi kananmu," (HR. Muslim).

Posisi tidur dalam hadist tersebut adalah posisi tidur terbaik yang sangat bermanfaat bagi tubuh karena pada posisi miring ke kanan lambung dalam kondisi stabil sehingga proses pencernaan akan lebih efektif.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Meningkatkan Kecerdasan Otak, Salah Satunya Tidur Cukup

Sementara posisi tidur terlarang dijelaskan dalam hadist:

Dari Ya'isy bin Thihfah ia berkata, "Ayahku berkata, ketika aku berbaring (menelungkup) di atas perutku di dalam masjid tiba-tiba ada seseorang yang menggoyangkan tubuhku dengan kakinya lantas ia berkata, "Sesungguhnya cara tidur seperti ini dibenci allah,".

Ia berkata, "Akupun melihatnya ternyata orang itu adalah rasulullah," (HR. Abu Dawud, Ibu Majah, dan Ahmad).

Syaikh Salim Al-Hilali menegaskan dalam Bahjatun Nazhirin, tidur menelungkup diatas perut adalah haram hukumnya, ini merupakan cara tidur ahli neraka.

Di dalam hadist lain dijelaskan Rasulullah juga melarang kita tidur dengan posisi tubuh terkena matahari, dan sebagiannya lagi tidak.

"Jika salah seorang diantara kalian berada di bawah matahari, kkemudian bayangan beringsut darinya sehingga sebagian tubuhnya berada di bawah matahari dan sebagiannya lagi terlindung bayangan, maka hendaklah dia berdiri (maksudnya tidak tetap berada di tempat tersebut)". (HR. Abu Dawud).

Baca Juga: Malam Ganjil Terakhir Ramadhan Baca 1x, Panjang Umur Banyak Harta Diampuni Segala Dosa

Dari Albalah bin hajir Rasulullah SAW bersabda:

"Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di rusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah doa:

"Ya Allah sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku hanya kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kuserahkan segala urusanku hanya kepadaMu, kusandarkan punggungku kepadaMu semata, dengan harap dan cemas kepadaMu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang Engkau utus,

Dan hendaklah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup dari pembicaraanmu malam itu. Maka jika engkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal diatas fitrah,". (HR. Bukhari dan Muslim).

Perihal hukum ke arah kiri ada dua pendapat:

1. Mubah

Baca Juga: Kisah Kerinduan Rasulullah SAW kepada Umatnya

Tidak ada daya yang mengharamkan atau memakruhkan bukan berarti hanya karena sunah tidur sebelah kanan kemudian tidur sebelah kiri menjadi hukumnya makruh.

Terlebih hukum asal sesuatu urusan dunia adalah mu'bah.

2. Makruh

Ulama berpendapat makruh beralasan karena bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan jika terus menerus luput dari sunnah. Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah