Demi Bertahan Hidup, Seorang Penumpang Selamat dari Pesawat Jatuh Mengaku Makan Mayat Temannya

- 2 April 2021, 07:05 WIB
Seorang penumpang pesawat jatuh yang selamat membagikan pengalaman bertahan hidupnya hanya dengan makan mayat temannya
Seorang penumpang pesawat jatuh yang selamat membagikan pengalaman bertahan hidupnya hanya dengan makan mayat temannya /pixabay/ public domain pictures


RINGTIMES BALI -
Seorang penumpang selamat dari pesawat jatuh membagikan pengalaman bertahan hidupnya dari kecelakaan pesawat yang terjadi puluhan tahun silam.

Jose Luis sebagai penumpang selamat itu pun membagikan pengalamannya terdampar selama 72 hari di Pegunungan Andes bersama 27 orang lainnya yang selamat dari tragedi pesawat jatuh.

Dikutip Ringtimes Bali dari Mirror, penumpang selamat itu bernama Jose Luis mengatakan bahwa tragedi pesawat jatuh itu terjadi ketika angin kencang berlangsung saat penerbangan.

Baca Juga: Angga Berhasil Yakinkan Mama Rosa, Al dan Andin Kembali ke Rumah di Sinetron Ikatan Cinta 2 April 2021

“Malam itu, angin kencang berarti kami harus singgah di Argentina, tetapi keesokan harinya, 13 Oktober 1972, kami berangkat lagi dan ada suasana pesta di atas kapal di antara 42 penumpang,” ujarnya.

Jose Luis mengatakan bahwa dirinya merasa ada tanjakan curam yang dihantam oleh pesawat lalu meluncur menuruni bunuh.

“Saya merasakan udara dan salju meluncur melewati saya saat pesawat meluncur menuruni gunung,” katanya lagi.

Kemudian Luis mengatakan bahwa di bagian depan ada banyak tumpukan mayat, namun bagian belakang pesawat telah hilang.

Baca Juga: Seolah Ingin Akhiri Pernikahannya, Celine Evangelista Minta Nikita Mirzani Kenalkan Sosok Pria

“Ada 27 dari kami yang hidup, dengan 24 tidak terluka. Saya memiliki luka kecil di lutut saya,” sambungnya.

Dalam kegelapan Luis merasakan panas tubuh pria lain, ia adalah Roberto Canessa yang berusia 19 tahun.

Mereka menghabiskan malam meringkuk bersama mencoba untuk tetap terjaga. Kontak manusia itu membuat mereka tetap hidup.

Keesokan paginya mereka semua membangun dinding dari koper untuk melindungi dari hawa dingin dan mendengarkan radio yang mereka temukan,sambil menunggu berita penyelamatan.

Baca Juga: Mama Rosa Marah, Sumarno Ancam Bongkar Kejahatan Elsa di Sinetron Ikatan Cinta 1 April 2021

Namun, setelah 10 hari mereka mendengar berita yang menghancurkan bahwa pencarian telah dibatalkan.

“Mengetahui kami tidak memiliki makanan tersisa, kami mulai mendiskusikan hal yang tidak terpikirkan, memakan daging beku teman-teman kami yang telah meninggal,” ujarnya.

“Kami melompat keluar ke salju tapi kami tenggelam ke pinggang kami, jadi kami bergegas kembali ke badan pesawat, tempat kami merawat yang terluka,” ujarnya.

“Ada 27 dari kami yang hidup, dengan 24 tidak terluka. Saya memiliki luka kecil di lutut saya,” sambungnya.

Baca Juga: Muak dengan Elsa, Mama Sarah Bongkar Dalang Pembunuh Roy ke Mama Rosa di Sinetron Ikatan Cinta 1 April 2021

Dalam kegelapan Luis merasakan panas tubuh pria lain, ia adalah Roberto Canessa yang berusia 19 tahun.

Mereka menghabiskan malam meringkuk bersama mencoba untuk tetap terjaga. Kontak manusia itu membuat mereka tetap hidup.

Keesokan paginya mereka semua membangun dinding dari koper untuk melindungi dari hawa dingin dan mendengarkan radio yang mereka temukan,sambil menunggu berita penyelamatan.

Namun, setelah 10 hari mereka mendengar berita yang menghancurkan bahwa pencarian telah dibatalkan.

“Mengetahui kami tidak memiliki makanan tersisa, kami mulai mendiskusikan hal yang tidak terpikirkan, memakan daging beku teman-teman kami yang telah meninggal,” ujarnya.

Baca Juga: 3 Alasan Orang Kaya Susah Jatuh Miskin, Salah Satunya Punya Rencana Keuangan

Para pria mulai berkata bahwa jika mereka mati, mereka akan dengan rela memberikan tubuh mereka kepada teman-teman mereka. Menghadapi kematian, mereka semua membuat perjanjian cinta.

“Tapi memakan daging manusia tidaklah mudah. Pikiran Anda harus memaksa tubuh Anda untuk melakukannya. Mulut saya tidak mau terbuka dan ketika terbuka saya tidak bisa menelan,” ujarnya.

“Saya merasa sangat jijik atas apa yang saya lakukan dan makan sesedikit mungkin. Tapi akhirnya naluri bertahan hidup menang,” sambungnya.***

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah