7 Pepatah Jawa Kuno Beserta Artinya, Warisan Budaya untuk Menjalani Hidup Penuh Makna

- 18 Februari 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi Suku Jawa
Ilustrasi Suku Jawa /Pixabay/masbet /

RINGTIMES BALI – Budaya Jawa telah melebur ke dalam jiwa raga bangsa ini sebagai identitas bangsa Indonesia.  

Hal ini dapat terlihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang meskipun bukan keturunan Suku Jawa, namun tetap melakoni kebiasaan dan gaya hidup Suku Jawa.

Masyarakat Jawa memang dikenal memiliki filsafah yang penuh makna dalam menjalani kehidupan, contohnya saja kata- kata dari sang pepatah. 

 Baca Juga: Weton yang Paling Beruntung di Tahun 2021, Primbon Jawa Lengkap

Filsafah tersebut menjadi prinsip yang dipegang teguh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Diwariskan turun temurun dari leluhur, prinsip hidup ini disampaikan dalam bentuk pepatah.

Meskipun kini hidup di tengah dunia modern, namun pada umumnya masyarakat Jawa masih memegang teguh prinsip ini.

Dilansir Ringtimesbali.com dari akun Youtube Berilmu, 18 Februari 2021, kaya akan makna yang mendalam, pepatah Jawa ini pun menjadi terkenal dan memberikan inspirasi bagi banyak orang, tak hanya bagi masyarakat Jawa semata.

 Baca Juga: 7 Hewan Ini Dipercaya Jadi Penjaga sekaligus Gambaran Sifat Manusia Menurut Primbon

Berikut beberapa pepatah Jawa yang populer di masyarakat:

1. Bibit, Bebet, Bobot

Pepatah satu ini pasti sering didengar ketika sedang bicara mengenai calon pasangan. Maksud dari pepatah ini adalah melihat beberapa kriteria saat mencari pendamping hidup.

Yaitu melihat garis keturunan (bibit), cara dia membawakan diri atau bagaimana pembawaannya di depan umum (bebet), dan kualitas dirinya sebagai individu, termasuk pendidikan dan pekerjaannya (bobot).

Baca Juga: Menghitung Makna Mimpi Melalui Primbon

2. Mikul Dhuwur, Mendhem Jero

Yaitu sebuah sikap penghormatan kepada orang tua dengan cara menunjukkan hal-hal baik atau kelebihan mereka (mikul dhuwur berarti “mengangkat tinggi”), dan menutupi atau mengesampingkan kekurangan atau aib mereka (mendhem jero berarti “dipendam dalam”).

3. Becik Ketitik, Olo Ketoro

Memiliki makna perbuatan baik sekecil apa pun pasti akan terlihat nantinya, begitu pula dengan perbuatan buruk sekecil apa pun pasti akan terkuak juga akhirnya.

Pepatah ini dapat diartikan sebagai anjuran untuk berbuat baik meskipun tidak ada yang melihat sekarang, namun suatu hari nanti pasti akan menuai hasil dari perbuatan baik tersebut.

 Baca Juga: Kelahiran Weton Jumat Kliwon, Begini Menurut Primbon Jawa

4. Alon-Alon Asal Klakon

Sebuah prinsip dalam menjalani hidup tidak perlu terburu-buru, cukup sewajarnya saja. Sebuah hidup yang hati-hati, cermat, dan teliti. Meskipun melalui proses yang perlahan namun yang terpenting terlaksana dengan baik dan benar.

5. Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Pemahaman mendalam bahwa cinta dapat tumbuh seiring berjalannya waktu karena telah terbiasa. Bahwa bibit cinta dapat tumbuh di hati manusia jika telah menerima kasih sayang dari satu sama lain secara terus menerus.

Baca Juga: Primbon Jawa, 7 Weton Diyakini Pembawa Rezeki dan Keberuntungan

6. Ojo Dumeh

Bermakna sebagai manusia hendaknya jangan merasa lebih baik dari orang lain. Jangan karena sifat tinggi hati tersebut lalu membuat kita memperlakukan orang lain dengan semena-mena apalagi merendahkan.

7. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sakti Tanpo Aji Aji, Sugih Tanpo Bondho

Pepatah ini bermaksud “Berjuang tanpa membawa bala bantuan, menang tanpa merendahkan lawan, berwibawa tanpa bantuan kekuasaan, kekuatan, kekayaan, atau keturunan, dan kaya raya tanpa harta benda.”

Pepatah ini memiliki makna sebuah tuntunan sikap yang mengandalkan kematangan karakter dan kualitas diri tanpa dibantu oleh jumlah pendukung, tanpa merendahkan orang lain, tanpa memamerkan kekuatan duniawi dan tidak menyombongkan harta benda.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah