Hal yang Harus Diketahui Sebelum Berinvestasi, Meskipun Punya Utang Ternyata Masih Bisa

- 4 Februari 2021, 20:16 WIB
Hal yang Harus Diketahui Sebelum Berinvestasi, Meskipun Punya Utang Ternyata Masih Bisa
Hal yang Harus Diketahui Sebelum Berinvestasi, Meskipun Punya Utang Ternyata Masih Bisa /Pixabay/AbsoluteVision/

RINGTIMES BALI - Investasi menjadi tren saat ini, terutama pada masa pandemi. Beberapa diantara kita memikirkan cara untuk mengelola keuangan yang tersisa agar tidak makin menipis, dan berakhirlah di investasi.

Income yang semakin kecil di masa pandemi ini, membuat orang berlomba untuk memperbaiki sistem keuangan. Berbagai informasi cara mengatur dan mengelola keuangan menjadi topik pembicaraan yang menarik di kalangan masyarakat.

Satu tahun yang lalu, jauh sebelum pandemi, tepatnya tanggal 18 September 2019, Raditya Dika mengunggah konten pada channel YouTube miliknya, terkait cara mengatur uang untuk pemula.

Baca Juga: Ketahui Langkah Awal Investasi Saham yang Benar Bagi Pemula

Dilansir ringtimesbali.com dari channel YouTube Raditya Dika, pada 4 Februari 2021, berikut hal-hal yang harus diketahui sebelum mengelola atau mengatur keuangan dengan melakukan investasi.

Ketika akan memulai berinvestasi keuangan kita harus sehat. Ada 4 hal yang harus dilihat atau ditinjau, yaitu:

  • Pendapatan
  • Pengeluaran
  • Aset
  • Utang

Jika pengeluaran lebih besar dari pendapatan, berarti keuangannya sedang tidak sehat.

Baca Juga: 5 Tips Menabung untuk Pemula Supaya Uang Cepat Terkumpul

Begitu juga jika aset lebih kecil daripada utang, keuangannya sudah bisa dipastikan dalam kondisi yang tidak sehat.

Jika cicilan utang setiap bulan dibandingkan dengan pendapatan nilainya tidak melebihi 30 persen, keuangannya tergolomg sehat. Namun jika melebihi 30 persen, keuangan orang tersebut dipastikan tidak sehat.

Salah satu pilihan untuk investasi adalah reksadana. Reksadana merupakan suatu produk investasi yang didefinisikan sebagai wadah untuk mengumpulkan uang dari berbagai investor, yang dikelola oleh suatu perusahaan manajer investasi. 

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan Tanpa Utang

Menager investasi hanya bertugas untuk mengelola uang investasi, bukan memegang uangnya. Uang yang kita transfer untuk investasi, bukan ke rekening manager investasi, namun langsung ke rekening atas nama reksadananya. 

Uang investasi dari berbagai investor tersebut disimpan di bank kustodian. Selain menyimpan uang, bank kustodian juga menyimpan portofolionya.

Dana investasi yang terkumpul kemuadian dibelikan saham, dibelikan sukuk, ataupun ditempatkan di deposito. Unit yang terbeli, diadministrasikan oleh bank kustodian.

Begitu pula yang melakukan transfer dan membukukan adalah bank kustodian. Sedangkan manajer investasi hanya memerintahkan.

Baca Juga: Tips Keuangan, Raditya Dika: Banyak Penghasilan Bukan Berarti Pengeluaran Meningkat

Sehingga terdapat dua perusahaan yang tidak saling terkait, yang satu mengelola, sedangkan yang lainnya menyimpan dan mengadministrasikan. Hal ini terjadi karena reksadana ada ketentuannya.

Misalnya reksadana saham, maka harus mengikuti ketentuan reksadana saham, yaitu menggunakan 80 persen uang investasi untuk membeli saham.

Jika ternyata uang tersebut digunakan untuk membeli obligasi atau yang lainnya, dengan jumlah melebihi 20 persen, manajer investasi akan memberikan peringatan. 

Produk reksadana sangat cocok untuk orang awam yang ingin membeli saham, tetapi bingung ingin saham yang seperti apa yang layak dibeli.

Karena pada produk reksadana, manajer investasi telah memilihkan saham yang tepat untuk mengalokasikan dana imvestasi tersebut.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x